Selama dua musim terakhir, Erling Haaland telah membuktikan dirinya sebagai pesepakbola 'one in a million'.
Meski baru berusia 21 tahun sekitar sebulan yang lalu, Haaland telah memecahkan banyak rekor gol di kompetisi domestik dan Eropa setelah mencetak lebih dari 100 gol pada laga kompetitif.
Jika ada yang mengira pemain asal Norwegia itu bakal mengendur pada musim 2021/22, itu juga tidak mungkin. Haaland sudah mencetak lima gol dalam tiga laga pembuka Borussia Dortmund di musim baru.
Naluri mematikan di depan gawang berpadu bakat fisik luar biasa yang dimiliki Haaland kelihatan sulit untuk disamai dalam tahun-tahun mendatang, bahkan nyaris mustahil.
Namun, jika sejumlah laporan bisa dipercaya, mungkin ada seseorang yang cukup dekat dengan rumah Haaland dengan atribut yang diperlukan untuk mengikuti jejaknya.
Albert Braut Tjaaland menjadi berita utama di seluruh dunia pada Juli lalu ketika remaja 17 tahun itu menandai debut profesionalnya untuk Molde dengan sebuah gol.
Biasanya laga Piala Norwegia, apalagi melawan tim lapis ketiga tidak akan menarik perhatian dunia seperti itu, tapi menjadi berbeda dengan kehadiran Tjaaland.
Striker tinggi berambut pirang yang bermain untuk mantan klub sepupu dari ibunya, Haaland, itu tentu memiliki alasan yang dapat dibenarkan untuk memantau perkembangannya.
Bukan berarti, mereka yang melaporkan impresi debut Tjaaland cukup mendapatkan semua fakta mereka dengan benar.
Kegembiraan seputar gol Tjaaland melawan Spjelkavik IL memicu sejumlah jurnalis berlomba-lomba mencari tahu lebih banyak tentang anggota terbaru dari keluarga Haaland ini. Pada jurnalis ingin menunjukkan bahwa mereka memiliki insting untuk mencetak gol.
Dengan cepat statistik Tjaaland meroket. Ia sukses mencetak 69 gol dalam 37 pertandingan selama musim pertamanya di berbagai tim muda Molde, mulai viral, dan diliput oleh berbagai publikasi di seluruh dunia.
Angka-angka tersebut menunjukkan bahwa Tjaaland memiliki potensi untuk menjadi sama baiknya dengan anggota keluarganya yang paling terkenal. Tapi kenyataannya sedikit antiklimaks.
Simak seri NXGN lainnya berikut ini:
Sebetulnya, setelah kedatangan di Molde pada musim panas 2020, Tjaaland mampu cetak delapan gol dalam 15 pertandingan di level kelompok usia sebelum dipromosikan ke skuad utama.
"Saya tidak memiliki gambaran lengkap tentang semua orang yang menulis tentang ini, tapi saya telah melihat dan mendengar bahwa banyak tokoh yang beredar di media asing dan di media sosial. Ini terdengar seperti sedikit 'hype'," ucap pelatih akademi Molde, Thomas Mork, kepada media Norwegia, Romsdals Budstikke, ketika laporan tentang rekor Tjaaland disampaikan kepadanya.
“Sungguh memalukan bagi Albert [Tjaaland] bahwa ada kegaduhan yang tidak perlu di sekitarnya. Dia adalah anak muda yang hebat yang suka bermain sepakbola dan memiliki naluri untuk mencetak gol,” tambah dia.
"Kami berharap dia mendapat kesempatan untuk membuat kisahnya sendiri di kehidupan nyata. Kami akan membantu dan mendukungnya sebaik mungkin,” pungkasnya.
Lalu bagaimana kisah Tjaaland?
Setelah memulai karier sepakbolanya di tim lokal liga bawah Rosseland, Tjaaland mengikuti jejak Haaland dengan bergabung dengan tim divisi dua Bryne pada 2015. Di situ ia bergabung dengan skuad U-13 meski baru berusia 11 tahun.
Tjaaland tampil produktif selama lima tahun di klub. Ia berkembang di berbagai tim kelompok usia sambil rata-rata mencetak gol per pertandingan sebelum melakoni debut di tim senior dalam laga persahabatan melawan Egersunds pada Maret 2020.
Diperkirakan statistik 69 gol dalam 37 pertandingan yang disebutkan di atas sebenarnya adalah total agregat waktunya sejak di Bryne. Meski angkanya masih agak berlebihan, itu tetap jadi ilustrasi kuat mengapa Molde sangat ingin mengontraknya sekitar setahun yang lalu.
Tentu, Molde adalah klub di mana Haaland mulai muncul dalam radar tim-tim besar Eropa sebelum sang pemain bergabung ke Red Bull Salzburg. Dengan begitu, rasa-rasanya Tjaaland sedang menjejaki langkah kerabatnya yang mekar dan merekah sejak itu.
Fakta bahwa Haaland mencetak gol pada debutnya di Piala NM menambah sensasi di media. Tapi, orang-orang di sekeliling tetap ingin mempertahankan kaki sang pemain menginjak tanah.
“Dia [Tjaaland] memiliki masa depan yang hebat jika dia menjalani kesehariannya dengan 100 persen dan benar,” kata manajer Molde, Erling Moe, kepada Eurosport.
"Tapi, saya pikir Erling masih beberapa langkah di depan,” tambah Moe.
“Tjaaland adalah remaja yang menyenangkan dengan kualitas bagus,” pungkasnya.
Jelas, kualitas yang dimaksud termasuk bagaimana Tjaaland menembak bola, meskipun naturalnya ia mengandalkan kaki kanan sementara Haaland lebih kuat pada kaki kirinya.
Dari sisi postur, Tjaaland juga sekitar dua setengah sentimeter lebih pendek dari bintang Dortmund itu, tapi keduanya sama-sama menjajikan kecepatan yang bagus di lapangan.
“Apa yang dia lakukan itu keren, tapi saya sering mendengar perbandingannya, dan mungkin menyenangkan untuk menghilangkannya pelan-pelan,” ucap Tjaaland kepada Jaerbladet saat ditanya tentang Haaland pada 2020.
"Dalam jangka pendek, saya sangat ingin masuk ke timnas [kelompok umur] yang sesuai,” tutur striker bertinggi 185 cm itu.
“Dalam jangka panjang, saya berharap bisa mencari nafkah dari bermain sepakbola,” pungkasnya.
Andai Tjaaland mencapai level yang sama dengan Haaland, di mana dia akan bermain?
"Tentu saja saya ingin bermain di liga terbaik di dunia," ujar Tjaaland dalam sesi tanya jawab yang diadakan oleh Rising Ballers ketika ditanya apakah dia akan tertarik untuk bermain di Liga Primer Inggris, sebelum mengungkapkan bahwa tim favoritnya adalah Liverpool.
Kemudian jika Tjaaland dapat mencapai kemampuan yang sama dengan Haaland, maka The Reds mungkin menjadi salah satu klub yang tertarik untuk mengontraknya di masa depan.
Tetapi bahkan jika pun dia berada di bawah level sepupunya, anggota terbaru dari keluarga sepakbola paling terkenal di Norwegia ini masih menjadi pemain yang patut dimonitor perkembangannya.


