OLEH MARK DOYLE PENYUSUN HAPPY SUSANTO
Dua transfer paling signifikan dalam sejarah Juventus terjadi dalam dua tahun terakhir ini.
Cristiano Ronaldo bergabung ke Turin dari Real Madrid pada tahun lalu dan sang superstar mendapat tepuk tangan yang meriah dari fans. Bintang asal Portugal itu yakin Bianconeri adalah klub yang tepat untuk dirinya.
Setahun kemudian, giliran Ronaldo yang meyakinkan pemain lain untuk bergabung ke Juventus.
Usai kemenangan Portugal atas Belanda di UEFA Nations League, Ronaldo sengaja mencari bek Orange Matthijs De Ligt--bukan untuk berjabat tangan biasa usai pertandingan atau menawarkan sejumlah kata penghibur, tapi untuk memintanya bergabung ke Turin.
"Awalnya, saya tidak memahaminya," ujar De Ligt kepada NOS.
"Saya agak terkejut, jadi saya tertawa, tapi saya tidak mengatakan apa-apa."
"Tak lama setelah pertandingan ketika Anda tidak perduli sama sekali, Anda kecewa karena kalah, dan itu adalah satu-satunya yang Anda pikirkan."
Ajakan Ronaldo yang mengejutkan itu memberi kesan yang besar pada de Ligt. Pemain berusia 19 tahun itu, bagaimana pun, mengidolakan Ronaldo ketika ia masih kecil.
"Saya selalu ingin menjadi Cristiano Ronaldo ketika [saya dan teman-teman] bermain sepakbola di taman," ujar De Ligt kepada VI pada Mei lalu.
"Itu terutama terjadi pada masanya ketika ia bermain di Manchester United."
"Kostum sepakbola pertama saya juga miliknya sejak saat itu."
GettyUpaya rekruitmen Ronaldo kemudian memainkan peran vital dalam keputusan De Ligt untuk menolak sejumlah tawaran dari klub-klub lain sehingga ia memilih bergabung ke Juventus, dengan transfer akan dikonfirmasi dalam beberapa jam ke depan.
Tentu saja, itu bukan satu-satunya faktor. Uang juga menjadi faktor kunci, seperti yang sering terjadi ketika agen super Mino Raiola terlibat.
Keinginan De Ligt pada awalnya adalah bergabung ke Barcelona dan Azulgrana sangat yakin kalau pemain asal Belanda itu akan mengikuti jejak rekan setimnya di Ajax, Frenkie de Jong, untuk sepakat pindah ke Camp Nou.
Barcelona bahkan menawarkan gaji yang sama untuk sang bek: €9 juta (£8 juta/$10 juta) per tahun. Juve dan Paris Saint-Germain sama-sama mau dengan nilai lebih tinggi.
Ketika pihak Barca menolak untuk menaikkan tawaran mereka, dengan merasa bahwa menjadikan remaja itu sebagai salah satu pemain dengan bayaran tertinggi yang pernah ada akan membuat sejumlah anggota senior di dalam skuad menjadi kesal, harapan mereka untuk merekrut De Ligt dengan cepat surut.
Hal itu membuat persaingan menjadi hanya dua klub. Namun, tawaran PSG pada awalnya tergelincir karena ketidakmampuan mereka untuk menyerah pada permintaan Raiola untuk klausul buy-out €150 juta (£135 juta/$170 juta)--karena kesepakatan semacam itu dilarang di Prancis.
Sebaliknya, Juve mampu dan mau menuruti permintaan tersebut sehingga membuka jalan untuk transfer €70 juta (£63 juta/$80 juta) yang membuat De Ligt mendapat bayaran €12 juta (£12,8 juta/$13,7 juta) per tahun, setelah pajak.
Keinginan mereka dimengerti. Mereka tahu berapa biayanya untuk De Ligt, pemimpin inspirasi yang baru berusia 19 tahun.
Sama seperti Ronaldo yang mengakhiri harapan mereka untuk memenangkan Liga Champions pada 2018, De Ligt melakukan hal yang sama pada musim lalu, dengan sundulan kepalanya yang tinggi menyegel kemenangan agregat Juve 3-2 atas Juve pada April lalu.
Jika Anda tidak bisa mengalahkan mereka, datangkan mereka. Bukan berarti siapa pun di luar klub benar-benar berpikir Juve mampu melakukan dua perekrutan yang sensasional dalam dua musim panas berturut-turut.
Si Nyonya Tua telah mengatasi dua transfer itu dengan indah. Kedua transfer itu memerlukan waktu, usaha, dan keterampilan.
Tentu saja, Bianconeri sudah bertahun-tahun menginginkan Ronaldo, sementara usaha sudah dilakukan pada tahun lalu untuk membujuk De Ligt bergabung ke Juve.
GettyPada akhirnya, De Ligt tetap bertahan di Amsterdam, untuk membuat senang Ajax, yang kemudian tidak akan pernah menghalani jalan sang pemain pada musim panas ini.
Sifat hubungan yang bersahabat antara klub dan pemain juga membuat de Ligt mengapa dihargai hanya €70 juta (£63 juta/$80 juta) di pasar di mana Manchester United membayar €55 juta (£50 juta/$63 juta) untuk Aaron Wan-Bissaka, full-back yang menjanjikan tapi belum pernah bermain di level internasional senior dan dengan kurang dari 50 penampilan di tim pertama untuk Crystal Palace.
De Ligt, sebaliknya, bermain secara reguler di jantung pertahanan Belanda bersama Virgil van Dijk, dan ia menjalani musim dengan menjadi kapten ketika Ajax menembus semi-final Liga Champions.
Dalam konteks itu, €70 juta seharusnya murah. Apalagi, kita membicarakan tentang seorang bek yang sekali dalam satu generasi yang dapat membuat pertahanan elit untuk satu dekade berikutnya.
Paling tidak, ia akan segera meremajakan Juventus, dengan Andrea Barzagli sudah pensiun, Giorgio Chiellini akan berusia 35 tahun sebelum awal musim mendatang, dan pemain berusia 32 tahun, Leonardo Bonucci, terbukti tidak bisa diandalkan sejak kembali dari AC Milan.
Desakan Raiola pada klausul buy-out €150 juta bisa dipahami oleh sebagian fans Juve. Ini menunjukkan bahwa Juve hanya digunakan sebagai batu loncatan, dengan kemungkinan besar menuju Barcelona.
Diyakini bahwa keberadaan lebih dari satu bek tengah berkelas dunia di Camp Nou--berbeda dengan Camp Nou--juga memainkan peran dalam keputusan De Ligt untuk tidak bergabung ke Blaugrana di momen tertentu pada saat ini.
De Ligt harus berjuang untuk memperebutkan tempatnya di empat bek Barca; ia akan berjalan menuju pertahanan Juve.
Namun, Juve akan merasa nyaman karena faktanya mereka telah mendapatkan bek muda yang paling menjanjikan di pasar untuk masa yang akan datang, pemain yang mampu menopang pertahanan yang terlihat buruk di fase knock-out Liga Champions musim lalu.
Dan selain itu, bahkan jika Barca datang menelpon lagi pada tahun depan untuk mencari pengganti untuk Gerard Pique, agen Ronaldo bisa dipekerjakan lagi untuk menyampaikan sedikit kata lagi di telinga De Ligt.
