Alvaro Morata Atletico MadridGetty Images

Adrian Vs Jan Oblak - Kisah Dua Kiper Saat Liverpool Tersingkir Dari Liga Champions


OLEH   NEIL JONES 

Pada akhirnya, semuanya ditentukan oleh dua kiper.

Atletico Madrid berada di perempat-final Liga Champions karena kiper mereka, sementara Liverpool tidak.

Karena andalan mereka cedera.

The Reds sudah mengatasinya. Comeback mereka sudah tuntas. Anfield kembali menambah performa masterpiece dalam koleksi mereka. Semua sudah siap. Gelar ketujuh masih hidup.

Kemudian, bola kembali ke Adrian dan segalanya berubah.

Berusaha melakukan sapuan bola, pengganti Alisson Becker tersebut melakukan kesalahan fatal. Sepakannya mengarah tepat ke Joao Felix, yang kemudian mengirim assist kepada Marcos Llorente, pemain pengganti Atletico.

Dengan cepat, genggaman Liverpool di turnamen paling bergengsi di Eropa tersebut melemah.

Mereka bekerja sangat keras untuk bisa berada dalam posisi bagus lolos ke delapan besar. Mereka layak mendapatkan yang lebih baik daripada kekalahan seperti ini. Satu kesalahan, satu takdir kejam membuat malam yang berjalan indah berakhir menyakitkan.

Jan Oblak Atletico Madrid GFXGetty Images

Anda bersimpati terhadap Adrian. Bagaimana tidak? Tidak ada pemain yang bermain untuk melakukan kesalahan, terutama dalam laga krusial. Dan mengharapkan kiper bebas transfer bisa sebagus, dan seandal, kiper terbaik dunia, adalah hal yang tidak adil.

Adrian bukan Alisson, dia pemain pelapis. Dia juga tampil baik, dalam sebagian besar periode pertandingan.

Dia tampak sangat terpukul di akhir laga, dan tidak mengejutkan. Dia pribadi yang baik, anggota populer di skuat, dan menjalani beberapa momen istimewa musim ini. 

"Kami tidak akan menyalahkan dia sedetikpun," ujar Jurgen Klopp. "Dia tidak ingin melakukan itu, dan dia menyelamatkan kami dalam begitu banyak momen ketika berada di sana."

Dia benar berkata demikian. Tidak pernah tentang satu orang ketika sebuah tim kalah. Tetapi sayangnya, terkadang ini tentang satu momen, dan itu membuat Liverpool membayar mahal di sini. Sapuan buruk Adrian membunuh momentum mereka, pada saat satu kaki The Reds sudah berada di delapan besar. Mereka terbang dan kemudian jatuh, dan tidak bisa bangun lagi. "Ini memberi dampak besar," ungkap Klopp mengakui.

Di kubu lain, Diego Simeone berterima kasih kepada kipernya. Jan Oblak sudah memiliki reputasi sebagai salah satu kiper terbaik dunia, dan ia semakin menegaskan hal tersebut di pertandingan ini.

Oblak melakukan sembilan penyelamatan untuk mempertahankan peluang Atletico, dengan Liverpool terus memborbardir pertahanan tim.

Dia menepis peluang Roberto Firmino dan Mohamed Salah, Alex Oxlade-Chamberlain dan Trent Alexander-Arnold. Ada beberapa momen ketika dia seperti sosok yang membuat The Reds gagal mencetak skor kriket. Besar, tenang dan mengintimidasi, Oblak berdiri kukuh lagi dan lagi. "Dia menyelamatkan pertandingan untuk kami," ujar Simeone.

Liverpool menaklukkan Oblak hanya satu kali dalam 90 menit, tandukan memantul Gini Wijnaldum mengarah ke pojok atas sebelum turun minum.

Atletico bertahan dan terus bertahan setelah jeda. Oblak bermain luar biasa, dan bek tengah Felipe dan Stefan Savic, tampil tenang mengantisipasi hujan umpan silang dari kedua sisi. 

Liverpool menyerang tanpa henti. Salah dan Sadio Mane membuang peluang, Andy Robertson menghantam mistar. Atletico selamat.

Mohamed Salah Liverpool 2019-20Getty Images

Keberuntungan tim tamu tampak habis empat menit babak tambahan berjalan ketika tandukan Roberto Firmino sukses mencetak gol di Anfield pertama kalinya sejak nyaris setahun lalu untuk menggandakan skor menjadi 2-0.

Itu seperi momen penentu pertandingan ini, tetapi tiga menit berselang, bola kembali ke Adrian dan segalanya berubah.

Mimpi Liverpool mempertahankan gelar ikut terkubur di bawah gawang depan The Kop.

Kali ini, skuat asuhan Klopp tidak mendapat apa yang mereka inginkan, apa yang mereka butuhkan.

Mereka layak menang. Mereka bermain bagus. Mereka tidak pernah bermain lebih baik dari ini dalam beberapa waktu terakhir.

Tetapi ketika taktik, keputusan, tembakan, tekel dan stats dilihat, ketika debu sudah bersih dan detak jantung sudah normal, kisah pertandingan ini akan jelas.

Liverpool dan Atletico memiliki dua kiper terbaik dunia. Atletico memainkannya. Liverpool tidak.

Terkadang, kadang-kadang, memang sesederhana itu.

Iklan

ENJOYED THIS STORY?

Add GOAL.com as a preferred source on Google to see more of our reporting

0