Mereka bersaing ketat untuk Scudetto musim lalu dan Rossoneri keluar sebagai pemenang, mengangkat gelar untuk ke-19 kalinya dalam sejarah.
Baik AC Milan dan Inter Milan telah memulai musim 2022/23 dalam performa yang baik dan masing-masing berada di posisi ketiga dan keenam setelah melewati empat laga. Kemenangan untuk kedua tim akan membuat salah satu di antara mereka naik ke puncak klasemen, yang bisa menjadi faktor krusial dalam kampanye musim ini.
Sang juara akan berharap trio penyerang mereka Ante Rebic, Charles De Ketelaere dan Rafael Leao dapat mempertahankan performa kuat mereka di awal musim ini. Sementara itu, Lautaro Martinez terus bersinar bagi Nerazzurri, dengan torehan tiga gol dan satu assist dalam empat pertandingannya sejauh ini.
Dua tim Milan tersebut bertemu empat kali musim lalu - Inter menang sekali, begitu pula Milan, sedangkan dua pertandingan lainnya berakhir imbang.
Sejarah derbi Milan penuh akan cerita dan sudah menjadi salah satu laga tersohor di dunia, dan GOAL memiliki semua yang Anda perlu ketahui!
Sejarah derbi Milan - Derby della Madonnina
Derbi Milan, juga dikenal sebagai Derby di Milano di Italia, adalah pertandingan sepakbola yang berlangsung antara Inter dan Milan. Dua klub terkenal dari Italia, dan laga itu juga dijuluki sebagai Derby della Madonnina - bentuk penghotmatan untuk salah satu ikon ternama kota Milan yakni patung Perawan Maria di atas Duomo (juga disebut sebagai Madonnina - 'Madonna Kecil' dalam bahasa Italia).
Rivalitas kedua klub sudah berlangsung sejak pertemuan pertama mereka pada Januari 1909, dan bertemu setidaknya dua kali di musim Serie A dan kemudian bisa juga di piala domestik dan di Eropa pada setiap musimnya.
Secara historis, Inter dipandang sebagai klub yang didukung oleh orang-orang kaya di Milan (dan dijuluki 'bauscia', istilah Milan untuk kata 'pamer'). Milan, bagaimana pun, dijuluki 'casciavid', yang berarti pekerja kerah biru dan merupakan klub milik orang-orang kelas pekerja.
Karena latar belakang mereka yang lebih istimewa, fans Inter pun dulu lebih bisa dengan gaya 'mewah' menghadiri pertandingan di San Siro dengan mengendarai sepeda motor. Fans Rossoneri, di sisi lain, biasanya hanya dapat melakukan perjalanan ke stadion dengan menggunakan transportasi umum. Namun untuk era sekarang, keadaan kelas sosial kedua suporter telah mengalami perubahan dan tidak relevan lagi membicarakan perbedaan kasta sosial tersebut.
Derby di Milano adalah satu-satunya derbi yang melibatkan dua tim dalam satu kota yang berbagi stadion yang sama. San Siro adalah rumah bagi Milan dan Inter, dan pendukung kedua klub harus rela berbagi markas kebesaran.
Siapa saja topskor sepanjang masa derbi Milan?
Mantan penyerang Milan, Andriy Shevchenko saat ini memegang kehormatan sebagai pencetak gol terbanyak dalam sejarah derbi Milan, dengan 14 gol.
Giuseppe Meazza – yang bermain untuk Inter dan Milan – berada di urutan berikutnya dengan 13 gol, diikuti oleh Gunnar Nordahl dan Istvan Nyers yang masing-masing mengoleksi 11 gol.
| Peringkat | Pemain* | Tim | Goals |
|---|---|---|---|
| 1 | Andriy Shevchenko | Milan | 14 |
| 2 | Giuseppe Meazza | Inter (12) Milan (1) | 13 |
| 3 | Gunnar Nordahl | Milan | 11 |
| 3 | Istvan Nyers | Inter | 11 |
| 5 | Zlatan Ibrahimovic | Inter (2) Milan (8) | 10 |
| 5 | Enrico Candiani | Inter (7) Milan (3) | 10 |
| 7 | Jose Altafini | Milan | 7 |
| 7 | Alessandro Altobelli | Inter | 7 |
| 7 | Roberto Boninsegna | Inter | 7 |
| 7 | Benito Lorenzi | Inter | 7 |
| 7 | Louis Van Hege | Milan | 7 |
*Update per September 2022.
Siapa saja pemain yang pernah bermain untuk kedua klub Milan?
Getty ImagesLegenda Inter, Giuseppe Meazza – yang merupakan satu-satunya pemain Italia sukses memenangkan tiga Piala Dunia – pernah sebentar bermain untuk Milan setelah 13 tahun yang produktif bersama Nerazzurri. Selama di Inter, Meazza memenangkan tiga gelar Serie A dan mendapatkan reputasi sebagai salah satu pemain terhebat di generasinya.
Pemain seperti Ronaldo, Andrea Pirlo, Taribo West, Clarence Seedorf, Hernan Crespo, Zlatan Ibrahimovic, Giuseppe Favalli, Christian Vieri, Mario Balotelli, Giampaolo Pazzini, Sulley Muntari, Mancini, Mattias Silvestre dan Leonardo Bonucci tercatat pernah membela Rossoneri, setelah sebelumnya pernah menjadi bagian dari Inter, entah di tim junior mau pun utama.
Roberto Baggio, Maurizio Ganz, Edgar Davids, Francesco Toldo, Patrick Vieira, Dario Simic, Cristian Brocchi, Thomas Helveg, Guly, Francesco Coco, Antonio Cassano dan Fulvio Collovati semuanya terlebih dahulu memperkuat Milan, sebelum kemudian pindah ke Inter.
Dalam beberapa tahun terakhir, tiga pemain telah bergabung dalam daftar mereka yang pernah bermain untuk kedua klub, yakni Matteo Darmian, Hakan Calhanoglu dan Francesco Acerbi yang semuanya terlebih dahulu bermain untuk Milan sebelum kemudian membela panji Inter.




