GFXID - Mario Mandzukic, JuventusPlaying Surface

Tugas Kotor Mario Mandzukic Di Sayap Kiri


OLEH    YUDHA DANUJATMIKA     Ikuti di twitter

Apa yang ada di kepala Anda ketika membayangkan seorang pemain sayap (winger)? Yang biasa terbesit dalam pikiran adalah kemampuan dribel cantik, kaki yang lincah, serta umpan silang dan tusukan diagonal ke kotak penalti. Sosok Juan Cuadrado dan Arjen Robben kiranya cukup untuk mewakili atribut-atribut ini.

Walau begitu, Massimiliano Allegri malah mengundang tanda tanya besar ketika menerapkan formasi 4-2-3-1 kontra Lazio. Susunan strategi Allegri tampak berisiko di sana-sini, namun keheranan yang paling mengemuka adalah penempatan Mario Mandzukic di sayap kiri Juventus.

SIMAK JUGA - Allegri: Juve Latihan Semusim untuk Final UCL

Artikel dilanjutkan di bawah ini

Mandzukic, 31 tahun, lebih dikenal sebagai striker tunggal di masa-masa produktifnya. Di Bayern Munich, bintang Kroasia ini jadi ujung tombak yang rajin mencetak gol. Di Atletico Madrid, peran yang sama diberikan, walau Diego Simeone kurang puas dan melepasnya.

Situasi yang sama juga terjadi ketika Juventus memboyongnya. Mandzukic dimainkan oleh Allegri sebagai striker dan perannya baru tergeser total setelah Gonzalo Higuain datang dan Paulo Dybala naik pamor.

SIMAK JUGA - Allegri: Bale atau Isco? Sama Saja!

Nasibnya baru berubah ketika Allegri menanyakan kemampuan Mandzukic bermain di posisi lain. Ternyata di masa muda, Mr. No Good pernah bermain sebagai winger. Sang pelatih yang kagum dengan etos kerjanya pun tanpa ragu memberi kesempatan pada Mandzu untuk mengisi posisi sayap kiri.

Hasilnya? Mandzukic menjadi pemain sayap yang tidak lazim - atau bisa dibilang ia mendefinisikan ulang peran winger dengan kerja kotornya.

MARIO MANDZUKIC BAYERN MÜNCHEN FRANKFURT 0202 2014Lennart Preiss

Mandzukic, semula dikenal sebagai targetman tajam.

Tak lagi punya kecepatan, umpan silang yang biasa, dan dribel yang kadang-kadang luput, Mandzukic menjadi pemain sayap lain daripada yang lain. Perannya bukanlah mencetak gol atau menyuplai bola, melainkan menjaga keseimbangan daya gedor yang sudah diisi oleh Dybala, Higuain, dan Dani Alves.

Dengan tinggi badan mencapai 1,9 meter, Mandzukic tentu memiliki keunggulan fisik dibandingkan bek sayap mana pun. Fakta ini memudahkan Mandzukic untuk memenangkan duel udara dan membuka ruang dengan menahan bola. Sebagai contoh, Mandzukic mem-bully Maxi Pereira dalam duel udara dan mampu dengan mudah mengalirkan bola untuk rekannya.

SIMAK JUGA - Juventus Tambah Kontrak Mandzukic

Jika situasi ini sudah terjadi, ada dua pilihan yang bisa diambil oleh pelatih lawan. Pertama, membiarkan Mandzukic berduel dengan bek sayap asli. Ini akan membuat aliran bola berpusat ke kiri. Mr. No Good akan menjadi magnet bola-bola udara sehingga mau tak mau bek tengah ikut menutup ruang di kiri.

Pilihan kedua adalah menempatkan bek tengah di sayap kiri untuk mengimbangi duel fisik dengan Mandzukic. Keputusan ini tidak kalah merugikan, karena bek tengah yang diplot menjaga Mandzukic akan sibuk mengawal. Saat itulah, Mandzu membuka ruang bagi Alex Sandro untuk melakukan overlap dan menusuk. Lagipula, bek tengah mana yang punya kaki secepat Sandro?

SIMAK JUGA - Barzagli Jelaskan Peran Krusial Mandzukic

Mandzukic menjadi buah simalakama untuk tim yang menjadi lawan Juventus. Tak peduli apa pun yang dilakukan lawan, mereka akan selalu menelan kerugian. Striker Kroasia itu bisa memaksimalkan kemampuan Alex Sandro dan rekan-rekannya - termasuk Leonardo Bonucci.

Bonucci adalah seniman bola lambung. Bek Italia itu merupakan salah satu yang terbaik dalam mendistribusikan bola. Kemampuan itu sangatlah berjodoh dengan keunggulan fisik Mandzukic di sayap kiri.

Mario Mandzukic Juventus Monaco Champions LeagueGetty Images

Kembali ke laga kontra Porto, bisa Anda lihat bagaimana Bonucci rajin mengirimkan umpan jauh ke sayap kiri. Dalam sembilan menit pertama, dua bola lambung dari belakang pun dilancarkan kepada Mandzukic. Peluang pertama berujung pada tendangan voli Dybala, sementara lainnya mengarah pada Khedira. Umpan cantik Bonucci memang hanya disambut dengan sundulan simpel dari Mandzu, tapi justru ini yang berulang kali merepotkan pertahanan lawan.

Satu lagi atribut yang tidak boleh dilupakan adalah etos kerja Mandzukic. Eks bintang Bayern itu merupakan salah satu pemain Juve dengan jarak tempuh terjauh. Hebatnya lagi, ia berulang kali melakukan kerja kotor dengan membantu pertahanan.

Statistik di bawah ini menunjukkan performa Mandzukic dalam dua posisi, striker (ST) dan sayap kiri (LW). Di kolom bagian kiri, terlihat bahwa sang striker lebih sering mencetak gol daripada assist. Di kolom sebelahnya, peran Mandzukic cenderung lebih suportif.

GFXID - Mario Mandzukic, JuventusPlaying Surface

Adapun statistik paling menonjol terlihat di tiga baris terbawah - yang dicatat berdasarkan penampilan di Serie A Italia saja. Sebagai perhatian, Mr. No Good bermain 19 kali sebagai striker dan hanya 15 kali sebagai pemain sayap di Serie A. Adapun catatan pertahanannya menunjukkan perbedaan besar.

Mandzukic tak lagi menyasar gawang, tetapi punya tugas untuk membantu pengawalan gawang. Ia tidak ragu untuk kelaur dari zona familiarnya dan membantu pertahanan. Tekel, intersepsi, duel udara, apa pun dilakukan demi kemenangan tim.

Pada akhirnya, gaya tak lazim Mandzukic di sayap kiri sama pentingnya dengan ancaman yang bisa diberikan oleh pemain saya seperti Juan Cuadrado. Mandzukic turut memberikan ancaman, tapi dalam bentuk yang berbeda.

SIMAK JUGA - Zambrotta: Ini Momen Juventus!

Terlepas dari kecerdasan taktik Allegri, hal lain yang patut dipuji adalah etos kerja dan kecerdasan Mandzukic dalam membantu transisi pertahanan. Kemampuan fisiknya mungkin menurun keitka menginjak kepala tiga, tapi interpretasi Mandzukic akan peran baru membuatnya sulit digantikan di Juventus - dan ini diakui sendiri oleh Allegri.

"Mario adalah pemain yang memiliki motor berbeda dengan pemain lain. Ia melakukan lari dalam jumlah yang luar biasa, ia hebat secara taktik, dan ia memiliki teknik yang sangat bagus. Ia adalah penyerang ketiga yang sangat penting," pungkas Allegri.

Di final Cardiff, tentu bakal menarik menyorot peran Mandzukic - dan bagaimana Zinedine Zidane meredam buah simalakama itu dengan skuat bintang Real Madrid.

Iklan