Donny van de Beek, Paul Pogba, Real Madrid logoGetty

Tidak Ada Paul Pogba, Tidak Masalah? Mengapa Donny Van De Beek Adalah Jawaban Untuk Real Madrid


OLEH  PETER MCVITIE   PENYUSUN  HAPPY SUSANTO

“Donny nog een jaar” menjadi nyanyian yang nadanya mirip dengan lagu KC & the Sunshine Band yang hits, Baby Give It Up, dan itu menyebar dengan cepat dan berulang-ulang di sekitar Johan Cruijff Arena, Sabtu (10/8).

Penampilan dominan Ajax dalam kemenangan 5-0 atas Emmen menunjukkan bahwa mereka bisa bertahan di Eredivisie tanpa Frenkie de Jong dan Matthijs de Ligt, tapi para fans menjelaskan ada satu bintang yang belum siap mereka lepaskan.

Beberapa detik setelah Donny van de Beek membawa Ajax unggul, penonton membajak klasik disko 1980-an untuk memohon pemain berusia 22 tahun itu agar menolak tawaran dari Real Madrid dan bertahan di Amsterdam untuk satu tahun lagi.

Artikel dilanjutkan di bawah ini

Sudah diketahui kalau Los Blancos melakukan pendekatan, namun para suporter punya alasan untuk optimistis.

Media Belanda mengklaim van de Beek ragu karena ketidakpastian tentang peran yang akan dimilikinya di Santiago Bernabeu, sedangkan laporan terbaru di Spanyol menyebut kalau Madrid ingin menunggu hingga tahun depan untuk merekrut dirinya.

Bahkan, van de Beek tidak yakin apakah pertandingan kualifikasi Liga Champions, Selasa (13/8), lawan PAOK akan menjadi yang terakhir dengan jersey Ajax: "Saya sungguh tidak bisa memberitahu Anda," ujarnya, Sabtu lalu. "Saya juga menginginkan kejelasan."

Madrid telah memulai proyek pembangunan kembali yang menelan biaya lebih dari €300 juga pada bursa transfer musim panas ini. Eden Hazard, Loka Jovic, Ferland Mendy, Eder Militao, dan Rodrygo semuanya dibeli untuk membantu pemulihan mereka dari musim 2018/19 yang suram.

Rekrutan-rekrutan baru itu menambah opsi daya tembak, kecepatan, bakat, dan pertahanan yang hilang ketika Madrid hanya finis di peringkat ketiga La Liga Spanyol--19 poin di belakang Barcelona, dengan catatan gol terendah selama 19 tahun dan rekor pertahanan terburuk selama satu dekade.

Tapi, ada satu area yang belum mereka atasi: lini tengah.

Madrid mengidentifikasi Paul Pogba sebagai target top untuk posisi ini dalam upaya mereka merampungkan pengeluaran, tapi ketidakmampuan Manchester United--atau penolakan--untuk mendatangkan sang pengganti sebelum bursa transfer di Inggris berakhir pada Kamis lalu menunjukkan usaha mereka menemui jalan buntu.

Dibandingkan dengan juara Piala Dunia Pogba, van de Beek bisa menjadi alternatif kejutan untuk klub besutan Zinedine Zidane, tapi pemain asal Belanda itu telah menunjukkan dirinya mungkin adalah solusi yang memadai dan jauh lebih murah.

Luka Modric, Toni Kroos, dan Casemiro adalah trio gelandang Madrid, tapi mereka butuh suntikan pemain muda, kecepatan, dan gol-gol dari tengah lapangan. Musim lalu, Modric dan Casemiro hanya mencetak empat gol di semua kompetisi, sedangkan Kroos lima gol. Van de Beek mencetak 17 gol, empat di antaranya di Liga Champions.

Ajax sudah menjalani empat pertandingan di musim baru dan van de Beek menyumbang dua gol dan tiga assist sehingga menambah catatan impresifnya selama empat tahun terakhir.

Sejak debut seniornya pada 2015, van de Beek terus berkembang menjadi gelandang serang berbahaya yang mampu mengacaukan pertahanan terkuat.

Donny van de Beek Ajax 2019-20Getty Images Donny van de Beek Ajax JuventusGetty

Bersama Bayern Munich, Juventus, dan Tottenham, Madrid menyaksikan secara langsung ancaman yang diberikan van de Beek karena gol-gol dan assist-assist-nya melawan mereka memainkan peran penting dalam perjalanan kejutan menuju semi-final Liga Champions musim lalu.

Selalu bergerak dan siap untuk menerima umpan, van de Beek memanfaatkan tekniknya yang bagus dan operan yang sederhana namun efektif untuk klub yang selalu mencari lubang di pertahanan lawan dengan kombinasi yang cepat dan imajinatif.

Tetap mengawasi situasi di sekitarnya, van de Beek dengan mudah mengidentifikasi ruang-ruang besar dan masuk ke dalamnya seolah-olah tanah terbuka di hadapannya. Apakah perlu melebar, turun ke belakang untuk menopang striker atau maju untuk mengisi posisi No. 9, ia selalu ingin membantu agar timnya ke posisi yang berbahaya. Ia adalah ancaman yang langsung dan selalu muncul di tempat yang tepat untuk menemukan gawang atau mengkreasi peluang untuk rekannya.

Setelah melambaikan tangan kepada pahlawan baru Barcelona de Jong dan pemain Genoa Lasse Schone, pemain asli Nijkerkerveen itu adalah bagian dari gelandang yang membantu Ajax memenangi dua gelar ganda domestik dan empat besar Liga Champions.

Tim Erik ten Hag masih dalam kondisi yang baik, meski kehilangan tiga pemain kunci, tapi hengkangnya van de Beek akan sangat terasa jika mereka ingin mengulangi pencapaian musim lalu.

"Kita semua berharap Donny akan bertahan untuk satu tahun lagi," ujar ten Hag kepada wartawan.

"Dengan dinamisme, visi, dan kekuatannya di depan gawang, ia memiliki peran yang krusial di lini tengah. Donny telah bermain dalam sorotan klub-klub terbesar di Eropa."

Van de Beek mungkin tidak memiliki profil yang tinggi atau seglamor Pogba atau target musim panas lainnya, Neymar, tapi tidak mengherankan jika Madrid membidik pemain yang melakukan pekerjaan yang bagus seperti mengingat lini tengah dan menyerang secara bersama-sama.

Van de Beek akan menawarkan dimensi yang tidak dimiliki Madrid musim lalu. Ia akan membantu menciptakan pergerakan-pergerakan yang rumit untuk menciptakan peluang-peluang buat pemain-pemain seperti Hazard, Jovic, dan Karim benzema, seperti yang dilakukannya untuk Hakim Ziyech, Dusan Tadic, dan Klaas-Jan Huntelaar.

Pogba dan Neymar mungkin merupakan pemain yang benar-benar diinginkan Madrid pada musim panas ini, tapi karena mereka berupaya mengatasi masalah-masalah mencolok yang menyebabkan musim 2018/19 menjadi petaka, van de Beek bisa menjadi rekrutan yang mereka sangat butuhkan.

Iklan