Joachim Low Leroy Sane GFXGetty/Goal composite

Alasan Leroy Sane Tak Dibawa Timnas Jerman Ke Piala Dunia 2018

Kejutan luar biasa dihadirkan timnas Jerman pada hari tenggat pengumuman skuat tim untuk Piala Dunia 2018. Dari kuota 23 pemain, pelatih Der Panzer, Joachim Low, memutuskan untuk mencoret pemain dengan bakat "terpanas" negaranya, Leroy Sane.

Satu keputusan yang tentu tidak terbayangkan sebelumnya, kecuali jika Sane mengalami cedera. Bagaimana tidak, winger berusia 22 tahun itu baru saja menjalani musim terbaik sepanjang kariernya pada kampanye 2017/18 lalu.

Sane jadi salah sosok integral keberhasilan Manchester City menjuarai Liga Primer Inggris, dengan cara paling dominan sepanjang sejarah kompetisi. Dari 49 penampilannya di semua ajang, dia torehkan 14 gol dan 19 assist. Ya, statistik terbaik sepanjang karier pemain keturunan Senegal tersebut.

Artikel dilanjutkan di bawah ini

Belum ada pernyataan resmi dari Low soal alasannya mencoret Sane, setelah mengeluarkan daftar skuat final. Namun laporan khusus Goal dari Jerman sanggup mengungkap, mengapa keputusan berani itu bisa lahir.

Setidaknya ada tiga faktor yang mempengaruhi. Pertama tentu saja soal taktik, yang berkorelasi pada krakter permainan Sane. Dia boleh saja jadi anak emas Pep Guardiola di City, tapi Low menggunakan filosofi permainan yang sama sekali berbeda di Jerman.

Low bukan sosok pelatih yang gemar menggunakan winger klasik, lewat kecepatan dan gocekan brilian. Dia lebih suka mengalirkan bola secara diagonal, dengan mengutamakan kekuatan fisik winger-nya untuk menyuplai bola ke penyerang utama.

Itulah mengapa Low memilih winger yang lebih dinamis mengubah posisi layaknya Thomas Muller, winger yang andalkan fisik untuk mengusai bola seperti Julian Draxler, winger dengan akurasi umpan silang tinggi macam Julian Brandt, dan winger yang sanggup mengintegrasikan semua atribut tersebut dalam diri Marco Reus.

Sane GermanyGetty

Faktor kedua adalah performa di timnas. Jika khalayak sepakbola dunia terkejut dengan pencoretan Sane, tidak demikian dengan khalayak sepakbola Jerman. Mereka merasakan sendiri sang winger lincah tak kunjung menyalin performa dahsyatnya di CIty ketika membela timnas.

Hanya mengoleksi 12 caps sejak debut tiga tahun silam, Sane dipercaya jadi starter enam kali. Dari jumlah tersebut tak satu pun gol maupun assist dicetaknya. Jika Anda mengecam Low kurang memberinya kesempatan, Anda salah besar.

Empat dari enam pementasannya sebagai starter, terjadi dalam enam partai terakhir Jerman. Secara keseluruhan penampilan Sane begitu mengecewakan, melawan tim-tim yang layak diperhitungkan seperti Spanyol, Brasil, dan terakhir Austria.

Redupnya performa itu juga menjadi kesimpulan bahwa sistem sepakbola Low, memang tidak sesuai dengan karakter permainan Sane.

Joachim Low Leroy Sane GFXGetty/Goal composite

Terakhir dan yang paling mengagetkan adalah sikap. Dilaporkan Goal bahwa orang-orang yang dekat dengan pemusatan latihan Jerman, mengenal Sane sebagai sosok yang arogan dalam pelatihan.

Namun fakta itu sejatinya bukanlah informasi baru buat Low dan stafnya, yang lama mengetahui kesombongan Sane sejak melejit di usia yang begitu belia. Sikap negatif itu makin menjadi, sebagaimana dirinya kini makin populer bersama City.

Ingat bahwa Jerman di bawah Low begitu mengutamakan kebersamaan, tanpa ada pemain yang benar-benar menonjol baik di dalam maupun luar lapangan. Sikap Sane dipandang berpotensi merusak atmosfer positif skuat Nationalmannschaft di Rusia nanti.

Malang bagi Sane, tapi masa depan masih terbentang luas untuknya dan Low juga bukan berarti antipati terhadapnya.

 

A post shared by Goal Indonesia (@goalcomindonesia) on

Iklan