OPINI SAM LEE PENYUSUN ADHE MAKAYASA
Manchester City harusnya menyalahkan diri sendiri menyusul ketersingkiran mereka dari ajang Liga Champions musim ini. Mereka tampil di bawah standar selama dua leg melawan Liverpool.
Gol Gabriel Jesus di menit kedua membuka malam yang riuh di Manchester, namun penyelesaian dingin dari Mohamed Salah, setelah sebelumnya City melakukan serangan bertubi-tubi selama satu jam ditambah keputusan kontroversial wasit, pertarungan pun praktis berakhir.
Bisa ditebak kemudian, berdasarkan bukti dari dua pertandingan terakhir, City adalah musuh terburuk mereka sendiri ketika Nicolas Otamendi terpeleset di dekat kotak penalti, yang memudahkan Roberto Firmino menguasi bola dan Otamendi hanya bisa menyaksikan pemain Brasil tersebut menceploskan bola ke gawang untuk mengemas gol kedua Liverpool.
City sempat tampil brilian sebelum titik itu, namun jika ditilik lebih jauh akan kelihatan bahwa kinerja mereka tidak stabil ketika ada hal-hal yang tidak sejalan dengan keinginan mereka.
Setelah menelan kekalahan dari Liverpool di leg pertama dan Manchester United pada akhir pekan kemarin, Pep Guardiola menegaskan bahwa dia senang dengan reaksi timnya setelah kebobolan tiga gol dalam rentang waktu 15 menit, meskipun faktanya mereka terlihat terkejut.
Dia berkata, jika itu terjadi di Etihad, setidaknya itu akan memberi City manfaat yang baik untuk masa depan. Adapun setelah mengerahkan segalanya di babak pertama, gol Jesus itu adalah usaha maksimal mereka sebagaimana City berusaha memfokuskan diri untuk mengunci gelar Liga Primer. Dan itu bisa terjadi saat melawan Tottenham Hotspur di Wembley pada Sabtu mendatang.
Meski begitu, City sedianya bisa mengeluhkan soal wasit dari pertandingan semalam.
Guardiola sendiri diusir dari lapangan saat jeda setelah mengonfrontasi ofisial asal Spanyol bernama Mateu Lahoz. Ia diusir lantaran memprotes keputusan wasit yang menganulir gol kedua City, dan itu bisa diperdebatkan karena bolanya memantul mengenai gelandang James Milner sebelum kemudian mengarah ke kaki Sane yang meneruskannya ke gawang. Namun itu dianulir, yang hanya menambah rasa frustrasi The Citizens mengingat sebelumnya upaya Bernardo Silva juga gagal membuahkan gol karena menerpa mistar.
City juga merasa diperlakukan tidak adil di Anfield pekan lalu – di malam itu Salah harusnya dianggap offisde sebelum membuka gol The Reds, selagi ‘tap-in’ dari Jesus yang mengoyak gawang Loris Karius justru dianulir karena offside. Meski begitu, kedua keputusan tersebut sejatinya tergolong tipis. Namun itu bisa menghadirkan perbedaan signifikan di level ini.
Selagi City merasa diperlakukan tidak adil, mereka juga harusnya berkaca. Seketika Salah mencetak gol, lagi-lagi, City tidak punya jawaban untuk menanggapinya.
Gol Salah semalam terbilang mirip dengan yang ia cetak pekan lalu; waktu itu, kiper City Ederson gagal menghadang sebuah tendangan dan Salah memanfaatkan itu dengan baik untuk meneruskan bola ke gawang. Malam tadi, Ederson sebenarnya mampu menghadang Sadio Mane, namun bola itu jatuh ke kaki bintang Mesir tersebut dan tanpa kesalahan berarti, dia melakukan tendangan yang membuka papan skor.
Dan benar saja, badai petir yang diperkirakan Jurgen Klopp sungguh-sungguh terjadi. Masalahnya bagi City, Liverpool berhasil mengatasi itu, sedangkan pasukan Guardiola tidak punya jawaban.




