Gol telat pada umumnya ekuivalen dengan drama.
Maka, tidaklah mengherankan kalau Piala Dunia 2018 yang dibanjiri momen-momen dramatis sarat pula akan gol-gol telat.
Eksekusi tendangan bebas ciamik Toni Kroos ke gawang Swedia menjadi salah satu pemandangan paling menguras emosi. Tercipta di menit kelima injury time, tembakan melengkung Kroos memenangkan Jerman 2-1 kontra Swedia setelah tertinggal lebih dulu dan main dengan sepuluh orang menyusul kartu merah Jerome Boateng.
Ironisnya, Jerman sendiri kemudian menanggung aib akibat kebobolan dua gol telat melawan Korea Selatan. Die Nationalmannschaft yang membutuhkan kemenangan pada laga terakhir grup untuk menjaga asa mempertahankan trofi juara malah kalah.
Kim Young-gwon membobol gawang Manuel Neuer di menit ke-93 disusul Son Heung-min dalam jarak tiga menit untuk mengirim pulang sang juara bertahan dari Rusia.
Sementara, Iran menjaringkan gol telat saat menundukkan Maroko 1-0 lewat bunuh diri Aziz Bouhaddouz (90+5') dan memaksakan hasil seri 1-1 dengan Portugal berkat konversi penalti Karim Ansarifard (90+3').
Tak ketinggalan, Brasil juga perlu menunggu sampai saat-saat penghabisan untuk mengatasi perlawanan gigih Kosta Rika 2-0 pada laga kedua grup.
Neymar yang menceploskan gol kedua Selecao di menit ke-97 usai Philippe Coutinho memecahkan kebuntuan enam menit sebelumnya sampai bereaksi emosional. Sang bintang termahal dunia terlihat menangis terisak-isak pascapeluit panjang.
Secara keseluruhan, tercipta 20 gol di menit ke-90 atau lebih sepanjang perhelatan babak penyisihan Piala Dunia 2018. Jumlah tersebut melebihi kombinasi gol telat di fase grup dalam tiga turnamen sebelumnya pada 2006, 2010, dan 2014, yaitu sebanyak 19 gol.
Melihat tren ini, dapat dipastikan keran drama di Rusia belum akan berhenti mengucur.
