2018-12-16 Jose MourinhoGetty Images

Supersub Xherdan Shaqiri, Pemanis Dominasi Liverpool

"Santa adalah fan Liverpool," bunyi salah satu syal di luar The Kop. Uniknya, ini merupakan hadiah yang diinginkan oleh The Reds.

Natal adalah waktunya untuk belanja murah, tapi Anda takkan menemukan hal yang lebih baik dari pemain yang memenangkan laga untuk Liverpool.

Namanya adalah Xherdan Shaqiri. Supersub, pembeda, pahlawan Anfield, mungkin juga salah satu pembelian terbaik musim ini.

Artikel dilanjutkan di bawah ini

Ini merupakan sumbangsih besar dari pemain seharga £13,5 juta, yang turun dari bangku cadangan, tetapi mencetak dua gol cepat untuk membawa Jurgen Klopp kembali ke puncak klasemen Liga Primer Inggris.

Shaqiri Firmino Wijnaldum Liverpool 16122018

Shaqiri, dimainkan 20 menit jelang bubaran untuk menggantikan Naby Keita, hanya butuh tiga menit untuk mengubah alur laga yang imbang 1-1. Ia hanya butuh tujuh menit lagi untuk mengunci kemenangan Liverpool.

Dua tembakan, dua defleksi, dua gol. Tujuh gol sudah diciptakan oleh pemain pengganti Liverpool musim ini, lima dari 17 penampilan untuk Shaqiri sejak ia datang. Ia langsung memberikan kemenangan perdana Liverpool atas Manchester United sejak Maret 2014.

Ini juga merupakan akhir yang panas. Skor 3-1 hanyalah menunjukkan setengah cerita. Liverpool mencatatkan 36 tembakan berbanding enam tembakan United, mereka memaksa tim tamu menerima 13 sepak pojok, sementara tuan rumah cuma dua. Jarak di antara kedua tim, yang sudah dibahas sebelum laga, terlihat nyata di lapangan. Bahkan Mourinho bisa melihat bahwa timnya kacau balau. Setelah 17 laga, keduanya terpaut 19 poin.

Namun mereka tetap butuh Shaqiri, yang golnya memastikan kemenangan The Reds. Keberuntungan berpihak padanya denga defleksi kepada Ashley Young dan Eric Bailly, tetapi ketika Liverpool mencari pembeda, bintang Swiss ini langsung tampil. Selebrasinya yang melipat tangan di dada pun mungkin akan dikenang oleh The Reds untuk beberapa waktu.

United secara kontras justru meninggalkan pemain termahal sepanjang sejarah Liga Primer di bangku cadangan. Paul Pogba tak mendapatkan apa-apa kecuali tanggapan dingin. "Saya tak pernah pertimbangkan untuk memainkannya," kata Mourinho. "Karena saya bahagia dengan Matic, Herrera, dan Lingard.

2018-12-16 Jose MourinhoGetty Images

Dua pemain itu, Shaqiri dan Pogba, menunjukkan perbedaan pendekata di antara kedua klub. Kebijakan United untuk membeli bintang dan nama besar ternyata tidak berhasil. Senin (17/12) ini merupakan peringatan tiga tahunnya dipecat oleh Chelsea. United mungkin takkan memecatnya dalam waktu dekat, tetapi harus ada perubahan dari tubuh klub karena situasi semakin buruk.

Para pemain United juga tak bisa atau tak mau melakukan apa yang diminta. Mereka tak mengoper dengan akurat, mereka tak menciptakan banyak peluang, dan mereka tak bertahan dengan kepercayaan. Mereka kini kebobolan lebih banyak gol dibandingkan satu musim penuh yang lalu.

Gary Neville, berbicara sebagai salah satu komentator Sky, menggambarkannya dengan jelas. "Rasanya seperti spaghetti Bolognese menonton United," kata mantan kapten United itu. Secara singkat, kacau. Roy Keane, yang juga hadir di studio, pun menunjukkan wajah kecewa di sana.

Sementara United anjlok, Klopp sibuk membangun skuat yang mampu bersaing. Shaqiri merupakan salah satu pembelian musim panas Liverpool yang tak terlalu dielu-elukan, tetapi pemain yang dibeli dari Stoke City itu sudah membuktikan dirinya merupakan investasi berharga. Pertandingan seperti ini menciptakan pahlawan dan pemain 27 tahun itu memberi kontribusi krusial. Tak heran namanya bergema di stadion.

The Reds sejatinya juga menyajikan beberapa pemain yang tampil dominan, termasuk Fabinho dai Gini Wijnaldum. Keduanya mampu membuat Matic dkk kewalahan, tampak seperti mengajari mereka bermain sepakbola. Lini tengah benar-benar menjadi milik mereka berdua.

Nathaniel Clyne main solid di start liga pertamanya musim ini, Andy Robertson menjadi ancaman serius dari sektor kiri - "Saya sudah lelah melihatnya," kata Mourinho - dan Roberto Firmino menari di lapangan dengan peran No.10-nya. Jika bukan karena keputusan buruk dan aksi David de Gea, nasib United mungkin sudah berakhir sebelum kebangkitan Shaqiri.

Mourinho tak pernah kalah melawan Liverpool sejak semi-final Liga Champions 2007, tetapi pria Portugal itu tak mampu melanjutkan rekornya. Bahkan Marouane Fellaini yang selalu diandalkan pada laga seperti ini, tak bisa menyelamatkan Mou.

"Mereka bermain dengan kecepatan 200 mil per jam, dengan dan tanpa bola," kata Mourinho memuji. Kemudian, ia akan membandingkan Liverpool dengan tim Porto-nya.

Sementara untuk Klopp, ia bisa merasa puas. Timnya memecahkan rekor tak terkalahkan dalam sembilan tahun terakhir dan tak menunjukkan tanda-tanda akan melambat. Setidaknya, mereka bisa menikmati puncak klasemen hingga tengah musim. Timnya begitu dominan di Liga Primer dan Shaqiri jadi pemanis untuk kesuksesannya.

Oleh NEIL JONES

Footer Banner EPL
Iklan