Timnas Indonesia U-16PSSI

Psikolog Bantu Jaga Mental Penggawa Timnas Indonesia U-16


OLEH   MUHAMAD RAIS ADNAN

Tim nasional (timnas) Indonesia U-16 terus mempersiapkan diri untuk mengikuti berbagai event internasional pada tahun ini. Mereka direncanakan bakal mengikuti turnamen Jenesys di Jepang, Piala AFF U-15 2018, dan Piala Asia U-16 2018.

Selain berlatih, para penggawa timnas U-16 juga terus diasah mentalnya. Maka itu, PSSI mendatangkan psikolog untuk mendampingi Hamsa Lestaluhu dan kawan-kawan selama pemusatan latihan di Stadion Atang Sutresna, Cijantung, Jakarta Timur. Psikolog yang dihadirkan adalah Laksmiari Saraswati atau yang akrab disapa Asti.

"Sebagai pelatih mungkin saya bisa memotivasi pemain. Akan tetapi, untuk membangun dan menjaga mental mereka, saya butuh bantuan dari psikolog," ucap Fakhri Husaini, pelatih timnas U-16 seperti dikutip laman resmi PSSI.

Artikel dilanjutkan di bawah ini

Sementara itu, Asti selaku psikolog memberi materi mental Resiliensi. resiliensi adalah daya lenting mental seseorang dalam menghadapi tekanan, kemampuan seseorang bangkit dari keterpurukan, untuk menjadi lebih tinggi lagi dari sebelumnya. Resiliensi merupakan proses dan transformasi yang hanya bisa terbukti setelah seseorang mengalami kegagalan, dan merupakan skill yang dapat dilatih sejak dini.

Menurut Asti, kemampuan ini terdiri dari tujuh aspek, yaitu kemampuan mengontrol dorongan/impuls, pengaturan emosi, optimisme, kemampuan menganalisa sebab akibat dari suatu masalah, empati, keyakinan diri seseorang bahwa dia mampu, dan kemampuan seseorang untuk memiliki mimpi/target yang lebih tinggi lagi.

"Resiliensi itu sendiri hanya terjadi bila ada dua faktor. Faktor pertama adalah faktor risiko, yaitu adanya tantangan kehidupan, beban hidup, kegagalan, keterpurukan, tekanan, termasuk kekalahan dalam pertandingan, dan sebagainya. Faktor kedua adalah faktor proteksi, yang merupakan hal-hal yang memperkuat seseorang dalam hidupnya seperti keyakinan diri, harapan, cita-cita, kasih sayang, persahabatan tulus, termasuk tim U-16 ini yang secara keseluruhan sudah menjadi keluarga besar yang saling menghargai dan mendukung," paparnya.

"Hal pertama yang saya lakukan adalah memfasilitasi tim agar dapat mengenali diri dan memahami diri sendiri. Dengan mengenali dan memahami diri, maka mereka bisa memahami dan mengenali orang lain, di mana hal ini secara tidak langsung menjadi sumber kekuatan diri kita sendiri. Ibaratnya, kita tahu persis amunisi yang kita miliki," jelasnya.

Iklan