Alexis Sanchez Man Utd Henrikh Mkhitaryan Arsenal compositeGetty/Man Utd composite

Pertukaran Transfer Pemain, Antara Untung & Buntung


OLEH    SANDY MARIATNA     Ikuti di Twitter

Swap transfer atau pertukaran transfer yang melibatkan Alexis Sanchez dan Henrikh Mkhitaryan secara tidak mengejutkan mencuat menjadi topik pembicaraan terpanas dalam sepekan ini.

Baik Arsenal maupun Manchester United pada Senin (22/1) kemarin sepakat untuk menukar Sanchez dan Mkhitaryan di mana keduanya bakal mendapat kenaikan gaji signifikan di klub barunya.

Fans kedua klub dan penggemar sepakbola sudah pasti langsung menebak-nebak apakah United atau Arsenal yang lebih diuntungkan dalam transaksi musim dingin ini. Dalam beberapa polling di dunia maya, baik Sanchez maupun Mkhitaryan terpantau memiliki suara yang cukup berimbang.

Artikel dilanjutkan di bawah ini

Artinya, mereka diprediksi bakal sama-sama sukses di klub masing-masing. Itulah skenario terbaik. Meski demikian, dalam pertukaran transfer yang melibatkan nama-nama besar, justru kerap terjadi hasil akhir yang sangat kontras. Ada pihak yang untung dan ada yang buntung.

Di era sepakbola modern, contoh swap transfer yang mengabaikan simbiosis mutualisme ini bisa disimak sejak 1996 ketika Massimo Moratti, presiden anyar Inter Milan, memutuskan untuk menukar Roberto Carlos plus uang tambahan €1 juta dengan Ivan Zamorano dari Real Madrid.

Semua tahu hasil akhirnya. Carlos berkembang menjadi salah satu bek kiri terbaik di dunia dengan seragam Los Blancos, sementara Zamorano lebih dikenang karena memakai nomor punggung yang nyeleneh dan tak termaafkan.

Pertukaran Transfer Pemain Terpopuler

Namun, pertukaran Carlos-Zamorano masih belum apa-apanya ketimbang swap transfer yang lagi-lagi merugikan Inter, yakni ketika Moratti kembali mengulangi kesalahannya sewindu berselang. Adalah akal bulus dari guru transfer Juventus, Luciano Moggi, yang berhasil membuat Inter terkecoh.

Ya, Inter rela dengan menukar Fabio Cannavaro, yang kala itu kerap dibekap cedera, dengan kiper buangan Juve, Fabian Carini. Keduanya dibanderol €10 juta, namun di akhir cerita Cannavaro berhasil menjadi juara dunia bersama Italia dan meraih Ballon d'Or, sementara Carini malah terpental menjadi kiper ketiga Inter!

Nerazzurri memang berhasil membalas musuh besarnya itu lewat cara lain, yakni ketika skandal Calciopoli merebak dua tahun berikutnya. Namun tetap saja nama Inter dan Moratti tercoreng akibat blunder fatal Canna-Carini tersebut.

Pada akhirnya, Inter boleh tersenyum lebar lantaran mereka melakukan swap transfer tersukses dalam sedekade terakhir ketika mengiyakan tawaran Barcelona di musim panas 2009. Betapa tidak, Barcelona mau menebus Zlatan Ibrahimovic dari Inter dengan harga €43 juta bonus Samuel Eto'o.

Samuel Eto'o Zlatan IbrahimovicGetty

Dalam kampanye perdananya di Giuseppe Meazza, Eto'o menginspirasi Inter besutan Jose Mourinho merengkuh treble. Adapun Ibrahimovic, meski sanggup mencetak 21 gol bersama Barca, mengalami masalah personal dengan Pep Guardiola sebelum memutuskan langsung hengkang di semusim berikutnya.

Masih ada sejumlah pertukaran transfer populer lainnya dan menghadirkan kisah unik di baliknya. Transfer jenis yang satu ini memang bukan melulu soal siapa yang diuntungkan atau dirugikan, namun komparasi seperti itu menjadi sebuah keniscayaan dalam dunia sepakbola yang bergerak serbacepat.

Jadi, siapa yang bakal lebih berjaya di akhir cerita: Sanchez bersama United atau Mkhitaryan di Arsenal?

Footer Goal Indonesia Instagram
Iklan