Fredyan Wahyu - Fandi Eko Utomo - PSIS SemarangPSIS Semarang

Pemilik Saham PSIS Semarang Siap Patungan Untuk Tutup Lubang

Kesulitan menemukan inovasi baru untuk mendapatkan pemasukan selama tidak ada kompetisi memaksa para pemilik saham PSIS Semarang harus bersiap merogoh kocek pribadi guna menutup biaya pengeluaran.

CEO PSIS, AS Sukawijaya, menjelaskan penundaan kompetisi membuat klub kehilangan sponsor. Buntutnya, mereka tidak memiliki pemasukan untuk membiayai operasional klub, seperti gaji pemain, pelatih, karyawan, dan lainnya.

Menurutnya pria yang akrab disapa Yoyok ini, pihaknya masih menunggu pencairan dana subsidi dari PT Liga Indonesia Baru (LIB) sebesar Rp800 juta berdasarkan kesepakatan dalam pertemuan manajer beberapa waktu lalu.

Artikel dilanjutkan di bawah ini

“Jika mau jualan, siapa yang beli? Jualan produk, tidak ada pertandingan. Jual aset, banyak yang menahan diri. Kalau saat situasi normal, kami bisa jualan tiket, jersey, mengajak kerjasama pihak ketiga, dengan sponsor. Sekarang tidak bisa semua. Kami kehilangan potensi pemasukan Rp20 miliar,” tutur Yoyok.

“Kami berharap dana subsidi yang 100 persen untuk biaya operasional klub. PSIS sih berharap lebih, ada tambahan dari nominal yang sekarang, yaitu Rp800 juta. Tambahan itu bukan untuk manajemen, kami akan lebihkan untuk kesejahteraan pemain.”

PSIS SemarangPSIS Semarang

Situasi itu membuat pemilik saham harus bersiap merogoh kocek lebih dalam untuk menutupi biaya operasional, mengingat pemain, pelatih, dan ofisial masih menerima gaji, meski mereka diliburkan tanpa batas waktu.

“Kami tetap berusaha agar masalah ini teratasi. Pemegang saham mungkin akan patungan untuk menambal pengeluaran tim saat ini. Kami sudah bicara dengan pemain tentang situasi sulit ini,” ucap Yoyok.

Di lain sisi, minimnya pemasukan yang diperoleh pemain, serta penundaan kompetisi hingga awal tahun membuat sejumlah penggawa PSIS mulai terlibat dalam pertandingan antarkampung (tarkam).

Manajer umum Wahyoe Winarto mengaku tidak bisa berbuat banyak untuk melarangnya, karena memaklumi alasan pemain tampil di tarkam. Wahyoe hanya mengingatkan pemain agar tetap menjaga kondisi di tengah pandemi virus Corona.

“Kalau dalam kontrak sebetulnya tidak boleh. Tapi sekarang sedang kondisi force majeure, jadi ada toleransi sedikit. Mungkin anak-anak butuh pemasukan,” ucap pria yang akrab disapa Liluk ini.

SIMAK JUGA: BERITA LIGA 1!

Iklan