BROUGHT TO YOU BY
Anthony Ralston Neymar Celtic PSG 12092017Getty

Para Pemenang & Pecundang Di Pekan Pertama Liga Champions 2017/18


PEMENANG: AL-KHELAIFI & KEKUATAN DOLAR PSG


Kylian Mbappe Edinson Cavani Neymar PSG Celtic 13092017Getty Images

Bahkan seorang fans yang berani mencoba, tidak bisa mendekat ke Kylian Mbappe di Celtic Park, begitu juga dengan para pemain tuan rumah yang tak kuasa menahan gempuran Paris Saint-Germain.

Artikel dilanjutkan di bawah ini

Untuk kali pertama, PSG menurunkan trio Kylian Mbappe, Edinson Cavani dan Neymar yang menghabiskan dana Oryx Qatar Sports Investments hingga €466 juta dan mereka sama sekali tidak mengecewakan. Ketiga bintang lapangan hijau itu mencatatkan nama di papan skor seiring kemenangan telak 5-0 yang berhasil di bawa pulang oleh tim ibu kota Prancis itu.

Setelah pertandingan gelandang penuh bakat Adrien Rabiot mengatakan pekerjaannya sekarang menjadi lebih gampang karena keberadaan ketiga penyerang tadi. "Sekarang kami hanya butuh mendorong bola ke depan dan sisanya mereka tahu apa yang harus dilakukan."

Kemampuan PSG bersama Neymar, Cavani dan Mbappe merajai Liga Champions memang masih harus ditunggu tetapi satu hal yang pasti, presiden Nasser Al-Khelaifi tidak akan pernah menyesal menciptakan sejarah dengan memboyong dua pemain termahal sepakbola.

"Uang yang dikeluarkan untuk Neymar dan Mbappe sudah pantas," ujarnya setelah laga di Glasgow. "Ini investasi jangka panjang, tetapi tetap terasa bagai sebuah mimpi melihat tim saya bermain bagus sekaligus mencetak lima gol dalam waktu bersamaan."

Tampaknya, terkadang uang memang bisa menghadirkan kegembiraan.


PEMENANG: KLUB PERWAKILAN INGGRIS


Harry Kane Tottenham Dortmund

Bagi sebuah liga yang berhasil membukukan kesepakatan senilai £5 miliar dari hak siar yang membuat mereka begitu kaya raya hingga membuat tim papan bawah mampu menghasilkan uang lebih banyak dari jawara Serie A, Bundesliga dan Ligue 1, rasanya cukup mengecewakan melihat bagaimana performa tim-tim dari Inggris di Liga Champions dalam beberapa tahun ke belakang.

Lima tahun sejak Chelsea menjadi raja Eropa pada 2012, hanya empat dari 40 perempat-finalis dan dua dari 20 semi-finalis berasal dari Inggris. Parahnya, tidak ada yang sanggup menembus partai final.

Statistik ini tentu saja sangat mengganggu terhadap status yang menyebutkan Liga Primer sebagai kompetisi terbaik di dunia seperti yang diklaim oleh Richard Scudamore.

Akan tetapi, ada isyarat kuat yang mengarah EPL bakal menancapkan nama lagi di Liga Champions. Di pekan pertama, hanya Liverpool yang gagal meraih kemenangan sementara lainnya berhasil mengamankan tiga angka.

Spurs menghantam Borussia Dortmund 3-1, sementara Chelsea, Manchester City dan Manchester United berhasil mencetak enam, empat dan tiga gol ke gawang Qarabag, Feyenoord dan Basel.

Masih dini memang, tetapi Liga Primer boleh yakin, satu atau dua tim perwakilan mereka akan berbicara banyak musim ini..


PECUNDANG: JUVENTUS


Lionel Messi Gianluigi Buffon Barcelona Juventus UCL 09122017Getty Images

Keberhasilan Lionel Messi dan Barcelona menang telak 3-0 di Camp Nou menjadi bukti kekuatan Juventus lebih lemah dari musim lalu yang berhasil menembus babak final.

Ketika itu dengan lini belakang yang kukuh, Bianconeri hanya kebobolan tiga dari 12 pertandingan. Akan tetapi, setelah kehilangan sejumlah pemain inti di benteng pertahanan - Leonardo Bonucci ke AC Milan dan Dani Alves ke Paris Saint-Germain - mereka sudah kebobolan tiga gol hanya dalam tempo 90 menit.

Alih-alih mencari pengganti Bonucci, CEO Beppe Marotta dan pelatih Max Allegri membiarkan Medhi Benatia dan Daniele Rugani bertarung untuk mematenkan nama di tim inti. Benatia jelas jauh di bawah standar Bonucchi sementara pertanyaan bagi Rugani adalah apakah dia mampu menyuguhkan performa apik di level tertinggi. Giorgio Chiellini? Sekarang dia berusia 33 dan rentan cedera, namun demikian dia masih lebih muda tiga tahun dari Andrea Barzagli.

Juventus sekarang terlihat rapuh di sisi kanan pertahanan karena Stephan Lichtsteiner sama sekali tidak cukup cakap untuk menghuni skuat Allegri di Liga Champions, di sisi lain kepercayaan diri pemain baru Mattia De Sciglio sangat rendah.

Keputusan tidak membeli bek kelas dunia pada musim panas lalu sekarang terasa sebagai sebuah kesalahan besar. Pondasi tim Juve yang sudah dibangun sejak 2011 sekarang sangat rapuh (pantas jadi catatan tambahan, gawang mereka juga dibobol Lazio tiga kali di Piala Super Italia).

Meski opsi di lini serang Juventus meningkat - terutama berkat kehadiran Douglas Costa - tim-tim papan atas Eropa sekarang tidak lagi takut menghadapi lini belakang si Nyonya Tua. Sebagai harapan, loyalis Juventus boleh menoleh pada Benedikt Howedes yang didatangkan dari Schalke untuk membereskan permasalahan, sayangnya dia belum juga bugar.

Andai harapan itu kandas, Juventus tidak akan punya kesempatan untuk beraksi di final ketiga dalam empat musim terakhir.


PECUNDANG: NEYMAR & PESEPAKBOLA KEKANAK-KANAKAN


Neymar Ralston PSG CelticGetty Images

Setelah Celtic dikalahkan PSG, Brendan Rodgers mengklaim punya pemain yang beraksi seperti anak berusia 12 di babak pertama, tetapi faktanya, satu-satunya anak kecil yang bermain di tengah lapangan adalah Neymar.

Sudah lama bintang Brasil ini tidak populer di mata loyalis the Bhoys mengingat sejumlah aksi teatrikalnya bersama Barcelona dan pada pertengahan pekan lalu, aksinya kembali menghadirkan kekecewaan. Jangankan bersedia bertukar jersey, Neymar menolak berjabat tangan dengan remaja berusia 18 Anthony Ralston. 

Neymar kecewa karena bek kanan tersebut menertawakannya saat pertandingan tetapi lagi-lagi aksi diving memalukannya yang berbuah kartu kuning terlihat di Celtic Park.

Setelah pertandingan, Mikael Lustig mengakui bakat hebat yang dimiliki Neymar dan menyebut sang bintang tidak perlu melakukan hal-hal tersebut untuk menghibur. "Saya pernah mengatakannya, hal seperti ini adalah bagian dari sepakbola, tetapi kita akan melihatnya lagi dan lagi. Jika Neymar ingin sejajar dengan Messi, dia harus menghentikan kebiasaan itu."

Akan tetapi Neymar bersikeras, setelah pertandingan dia mengaku tidak bersalah. Lebih jauh lagi, dia bukan satu-satunya pesepakbola yang bertingkah seperti anak kecil di pekan pertama Liga Champions.

Striker Juventus Gonzalo Higuain mengacungkan jari tengah pada fans Barca saat ditarik keluar sementara winger Bayern Munich Franck Ribery melemparkan jersey setelah diganti oleh Carlo Ancelotti lawan Anderlecht.

Perilaku seperti ini sering terlihat di level sepakbola U-12, sayangnya, juga tersaji di level tertinggi. Memalukan.


PECUNDANG: FANS LIGA CHAMPIONS


HD John Stones Manchester CityGetty Images

Baik Feyenoord dan Celtic punya hubungan erat dengan Piala Eropa. Mereka pernah bertemu di final pada 1970.

Dari fakta itu, cukup mengecewakan melihat para klub mantan juara dengan sejarah panjang di Eropa ini dipermalukan di pekan pertama oleh PSG dan Mancehster City yang belum pernah mencicipi indahnya mengangkat trofi si Kuping Besar.

City dan PSG sekarang membidik gelar dengan dukungan dari pemilik kaya raya. Tetapi bukan di situ masalahnya. Tim seperti Feyenoord dan Celtic masih belum juga mampu bersaing di level tertinggi, belum lagi jika kita membicarakan klub seperti Anderlecht atau Basel.

Kenyataannya, semua tim di luar lima kompetisi besar Eropa dibuat tidak berdsaya dan selalu kesulitan bersaing di Liga Champions menghadapi tim-tim dengan kekuatan finansial seperti PSG, City dan tim-tim elit lainnya.

Memang uang sekarang benar-benar terlibat dalam sepakbola tetapi seperti pada masyarakat pada umumnya, kekayaan hanya dimiliki oleh sedikit klub sementara lainnya tidak.

Iklan