Cristiano Ronaldo Ole Gunnar Solskjaer Youri Tielemans Manchester United Leicester Premier League 2021-22 GFXGetty/Goal

Main Tak Berstruktur, Manchester United Arahan Ole Gunnar Solskjaer Kecil Peluang Raih Gelar


OLEH  CHARLOTTE DUNCKER          PENYUSUN  ADHE MAKAYASA

Laporan Pertandingan: Leicester City 4-2 Manchester United

Jika Manchester United ingin dianggap serius sebagai penantang gelar, tentunya mereka harus menang saat berkunjung ke King Power Stadium.

Mereka tidak hanya kalah, tapi hancur berantakan, bahkan menampilkan salah satu performa terburuk musim ini dan menelan kekalahan tandang pertamanya di Liga Primer Inggris sejak Januari 2020.

Artikel dilanjutkan di bawah ini

Pertandingan melawan Leicester City kemarin bukanlah awal dari tiga pekan krusial yang menanti Ole Gunnar Solskjaer.

Cristiano Ronaldo, sementara itu, langsung bergegas ke lorong pemain begitu bubaran, dan siapa yang bisa menyalahkannya? Bintang Portugal tersebut yang pasti tidak kembali ke United untuk bermain dalam pertunjukan hina seperti itu.

Dan menimbang performa Leicester sebelumnya, pertandingan kemarin, di atas kertas, merupakan jadwal termudah dari rentetan enam laga yang menanti Setan Merah.

Setelah ini mereka akan menghadapi Liverpool, yang menampilkan permainan bintang lima versus Watford di liga, sedangkan United justru kolaps kala jumpa pasukan Brendan Rodgers.

Tim arahan Ole bisa menggunakan partai nanti untuk membuat penegasan positif soal perebutan gelar namun, berdasarkan apa yang ditampilkan pada Sabtu petang, mereka tidak punya harapan untuk bersaing dengan tim-tim semacam Liverpool, Manchester City dan Chelsea.

Ekspresi Ole terlihat datar saat Patson Daka mencetak gol keempat Leicester di masa injury time dan ia tidak boleh mengeluh soal hasil akhir. Leicester layak menang; 4-2, adalah skor yang pantas.

Mason Greenwood Manchester United Leicester Premier League 2021-22 GFXGetty/Goal

Jika bukan karena aksi heroik David de Gea di bawah mistar, The Foxes bisa saja sudah menggenggam keunggulan sebelum menit ke-80.

United tampil buruk dari depan ke belakang dan lagi-lagi mengandalkan aksi individu brilian untuk menjaga mereka dalam permainan.

Mereka ini adalah ahli atas kejatuhan sendiri, dengan kesalahan berkelanjutan membuka peluang demi peluang tuan rumah.

Dua gol Leicester dicetak dari bola mati, sebuah masalah yang sudah umum untuk pasukan Ole, dan yang pertama kemarin terjadi berkat blunder Harry Maguire.

Kapten Manchester United itu seharusnya tidak berada di lapangan. Dia tampak berkarat karena baru pulih dari cedera dan melahap satu sesi latihan penuh, kelemahannya pun terlihat.

Ada momen di menit awal ketika ia membuang bola dan itu merupakan start dari performa buruknya. Mohamed Salah di seberang sana patut semringah melihat prospek melawan lini belakang seperti itu pada akhir pekan nanti.

Dengan ketidakmampuan United mengatasi tekanan Leicester, entah bagaimana cara mereka untuk membendung salah satu penyerang paling tajam di Eropa dan yang jelas minggu-minggu ini Ole bakal sulit tidur.

Sering kali dalam beberapa pekan terakhir, manajer asal Norwegia itu mengeluhkan soal kurang tajamnya lini depan mereka, padahal pasukannya tidak bermain seperti sebuah tim yang punya rencana tersusun.

Jadon Sancho kembali anteng, Ronaldo tidak mampu mencium peluang di depan dan gol penyama United berawal dari aksi brilian Mason Greenwood.

Dan itulah inti masalahnya.

United tidak hanya mengandalkan keterampilan De Gea yang luar biasa dalam menghentikan bola untuk menutupi kekurangan mereka di belakang; mereka juga bertumpu pada Greenwood, Ronaldo, Marcus Rashford dkk untuk mencetak gol secara reguler demi meraih poin.

Perlu ada rencana yang jelas, koheren dan berfungsi tetapi, saat ini, mereka tampak tidak punya struktur sama sekali, dan itu tergambar dari dua kemenangan di tujuh pertandingan terakhir.

Mereka terjebak dalam keterpurukan dan dengan Liverpool, Manchester City serta Tottenham menanti, sulit untuk melihat bagaimana mereka keluar dari sana.

Iklan