Ousmane Dembele Ansu Fati Ronald Koeman Barcelona 2020-21 GFXGetty/Goal

Kesempatan Terakhir! Ousmane Dembele Wajib Maksimalkan Cedera Ansu Fati Di Barcelona

Ousmane Dembele tidak hanya memiliki kesempatan terakhir di Barcelona. Dia sekarang benar-benar dalam situasi tersebut.

Selama lebih dari setahun, Barca berada di ambang kerugian besar terkait pemain yang mereka datangkan dari Borussia Dortmund pada 2017 di angka €105 juta (£94 juta / $124 juta) tersebut.

Namun peluang untuk menyelamatkan kariernya di Camp Nou terus datang, dan cedera lutut Ansu Fati telah memberi Dembele 'kesempatan terakhir' sekali lagi untuk akhirnya membuktikan kemampuannya di Catalunya.

Kabar bahwa Fati harus menepi hingga Maret tahun depan merupakan pukulan telak buat Barca.

Setelah mengorbit ke panggung utama tahun lalu, pemain internasional Spanyol itu memulai musim baru sebagai pemain reguler di starting line-up Ronald Koeman, memungkinkan klubnya bermain melebar dan menambahkan kecepatan yang selama ini kurang.

Dengan Francisco Trincao yang berusia 20 tahun baru saja tiba di Camp Nou, Philippe Coutinho tidak cocok untuk bermain di sayap dan Antoine Griezmann mencoba yang terbaik untuk mengisi kekosongan yang ditinggalkan oleh Luis Suarez di posisi penyerang tengah, Dembele adalah pengganti yang mutlak bagi Fati di sayap kiri, dan itu akan dimulai saat melawan Atletico Madrid pada akhir pekan ini.

Namun, seperti yang telah berulang kali dialami Barca, mengandalkan pemain internasional Prancis itu, sayangnya, bukanlah ide yang baik.

Dembele adalah pembelian panik, dibeli dengan harga selangit setelah satu musim yang bagus di Borussia Dortmund dan ia didatangkan untuk menggantikan kepergian Neymar yang pindah ke Paris Saint-Germain.

Akan tetapi, dia mengalami cedera tak lama setelah kedatangannya dan melewatkan lebih dari empat bulan kampanye debutnya dengan dua masalah otot yang berbeda. Sejak itu kemunduran demi kemunduran selalu ia alami.

Terlepas dari itu, Barca anehnya merasa tidak perlu mendatangkan penyerang lain selama bursa transfer Januari 2020 karena Dembele dipandang siap untuk kembali dari cedera hamstring terakhirnya. Itu adalah tindakan keliru yang menjadi ciri kepemimpinan Josep Maria Bartomeu yang membawa bencana sebagai presiden.

Menjelang pulih pada awal Februari kemarin, pelatih saat itu Quique Setien mengatakan kepada wartawan, "Itu membuat saya menangis melihat seberapa intens dan seberapa banyak Ousmane bekerja di sesi latihan.”

Selang beberapa hari kemudian, Dembele mengalami cedera lainnya dan terpaksa menjalani operasi lagi pada hamstring kanannya.

"Sobekan [di otot hamstring] itu lebih besar dari yang kami duga dan operasinya sendiri lebih kompleks daripada yang saya lakukan padanya pada 2017," kata dokter Lasse Lempeinen seperti dikutip dari AS.

Dembele kemudian absen selama enam bulan dan baru kembali bermain, sesuai jadwal, pada akhir September.

Tidak mengherankan, pelatih Barca Koeman memilih untuk mengatur waktu bermainnya dengan hati-hati, dan di saat yang sama memerintahkan dia untuk ekstra melatih kebugaran, selagi ada tanda-tanda bahwa pemenang Piala Dunia itu mendekati bentuk terbaiknya.

Sudah ada dua gol dan satu assist dalam tiga penampilannya di Liga Champions, sementara gol pembuka dalam kemenangan 5-2 melawan Real Betis di LaLiga sebelum jeda internasional adalah penampilan klasik Dembele.

Dia mengambil bola di sayap kanan, menusuk ke dalam dan menyepak bola dengan keras ke sudut atas gawang menggunakan kaki kirinya.

Ousmane Dembele Lionel Messi Barcelona 2019-20 GFXGetty/Goal

Terlepas dari kilatan kecemerlangan itu, Didier Deschamps memutuskan untuk tidak memanggil Dembele ke skuad Prancis terbarunya.

"Apakah dia masih memiliki kesempatan untuk dipanggil kembali? Ya, tentu saja, tapi Ousmane baru kembali dari cedera parah. Kami harus memberinya waktu," kata juru taktik Les Bleus itu kepada wartawan.

"Saya tahu apa yang bisa dia lakukan tapi dia punya masalah fisik. Sekarang terserah dia untuk menemukan potensi penuhnya."

Dan tanggung jawab sekarang ada pada Dembele untuk mengubah jalan kariernya di Camp Nou.

Dia tidak diragukan lagi kurang beruntung dengan cedera, tetapi ada perasaan lama di Barcelona bahwa Dembele tidak merawat tubuhnya dengan baik.

Memang, Lionel Messi sempat menyebut rekan satu timnya itu sebagai "fenomena di lapangan". Namun justru dia yang membuat dirinya sendiri terpuruk.

Bukan hal baru bahwa  pemain yang diberkati dengan kecepatan selalu lebih rentan terhadap masalah otot, tetapi klub telah berulang kali dibuat frustrasi oleh disiplin Dembele yang buruk. Ada banyak insiden soal keterlambatannya, serta tuduhan kurangnya profesionalisme.

"Ousmane anak yang baik tapi dia tidak mengontrol hidupnya dan dia tidak menghargai waktu ketika dia harus istirahat," kata mantan koki Dembele, Mickael Naya, kepada Le Parisien. "Tidak ada struktur di dalam lingkaran dekatnya."

Ousmane Dembele Didier Deschamps FranceGetty Images

Jangan salah dengan situasi ini: karena jika ada klub yang mengajukan tawaran yang cukup besar untuk Dembele selama jendela transfer musim panas, Barcelona yang sedang kesulitan keuangan akan dengan senang hati menerimanya.

Namun, tidak ada yang bersedia untuk menawarkan kontrak selain pinjaman kepada pemain dengan rekor cedera yang buruk - dia telah menepi di sembilan periode sejak September 2017, membuatnya absen di sekitar 80 pertandingan.

Jadi, meski ada optimisme bahwa Dembele mungkin bisa menggantikan Fati selama empat bulan ke depan, di sana masih ada kekhawatiran.

Ketika cedera Fati sepenuhnya terungkap, segera dilaporkan bahwa Barcelona kemungkinan akan menolak tawaran apa pun untuk Dembele pada jendela musim dingin mendatang.

Sejauh ini murni spekulasi, sepenuhnya hipotetis. Kebenaran yang menyedihkan adalah bahwa tidak ada jaminan bahwa tubuh Dembele akan bertahan dalam salah satu pertandingan paling intensif di sepakbola.

Seperti yang diperingatkan Dr. Lempeinen, "Risiko terbesar saat menangani cedera hamstring adalah jika Anda pernah mengalami masalah sebelumnya."

Sayangnya, Dembele memiliki banyak masalah sebelumnya dan kenyataan pahitnya adalah bahwa dia tidak sanggup lagi bermain dengan intensitas yang dituntut.

Nantinya takkan ada lagi “kesempatan terakhir” dan ia harus memaksimalkan yang satu ini.

Iklan