Yeyen Tumena - Asisten Pelatih IndonesiaAlvino Hanafi

Keinginan APSSI Soal Kontrak Pelatih Jika Kompetisi Dilanjutkan

APSSI selaku asosiasi pelatih sepakbola di Indonesia menuturkan bahwa ada permintaan dari klub Liga 1 dan Liga 2 untuk memotong nilai kontrak pemain dan pelatih, jika kompetisi kembali digelar.

Seperti yang dipaparkan Yeyen Tumena selaku ketua dari APSSI, terkuak bahwa klub meminta pemotongan nilai kontrak untuk ofisial dan pemain hingga 50 persen, karena dampak pandemi corona.

"Permintaan seluruh pemilik klub kepada PSSI adalah pemotongan gaji 50 persen. Kami tidak langsung mengiyakan, dan memberikan skala untuk pemotongan gaji yang mengacu pada nilai kontrak," ucap Yeyen.

Artikel dilanjutkan di bawah ini
Yeyen Tumena & Yanto Basna - IndonesiaAlvino Hanafi

Sosok yang juga menjabat sebagai direktur teknik Bhayangkara FC itu menuturkan, bahwa APSSI menilai pemotongan nilai kontrak sebesar 50 persen hanya relevan jika pelatih dan ofisial punya nilai kontrak di atas Rp600 juta.

Untuk besaran nilai kontrak di atas Rp300 juta hingga Rp600 juta, besar potongan yang bisa diterima oleh APSSI adalah 25 persen. Yeyen menyebut, bahwa posisi pelatih merupakan bidang yang spesial.

"Profesi pelatih ini adalah profesi spesialis, jadi bisa tak terikat pada standar UMR [Upah Minimum Regional]," tutur pemilik lisensi AFC Pro itu.

"Pertama, pemilik nilai kontrak dengan nilai di atas Rp600 juta bisa dipotong 50 persen. Sedangkan mereka yang memiliki kontrak di bawah Rp300 juta harus dibayar penuh tanpa potongan," urainya.

Hingga kini PSSI memang belum memberikan regulasi terbaru soal nilai kontrak untuk pemain dan pelatih di masa pandemi. Kompetisi yang mungkin digelar kembali September juga masih sebatas rencana, dan belum ditetapkan.

Pandemi virus corona telah membuat klub kesulitan untuk mendapat pemasukan yang cukup demi menghidupi kegiatan tim selama kompetisi. Terlebih, bakal diberlakukan laga tanpa penonton, demi menghindari penyebaran Covid-19.

Iklan