BROUGHT TO YOU BY
Lewandowski Mbappe Messi Ronaldo GFXGetty/Goal

Wacana Liga Super Eropa Mencuat Lagi: Seperti Apa Detailnya & Bagaimana Respons UEFA?

European Super League atau Liga Super Eropa kembali mencuat ke permukaan pada Minggu (18/4) setelah muncul berita bahwa sejumlah klub elite Eropa sepakat untuk meluncurkan kompetisi eksklusif tersebut.

Menariknya, kabar menghebohkan ini muncul sehari sebelum UEFA mengggelar kongres pada Senin (19/4) yang akan membahas perubahan format Liga Champions.

Dipandang sebagai kompetisi tandingan Liga Champions, Liga Super Eropa memang mengundang pro dan kontra. Namun tidak bisa dimungkiri, kompetisi ini menawarkan sesuatu yang belum pernah ada dalam sepakbola.

Artikel dilanjutkan di bawah ini

Detail & Format Kompetisi

Seperti dilaporkan The Times, terdapat klub-klub top Eropa yang ingin agar Liga Super Eropa digelar mulai musim 2023/24.

Enam tim big six Liga Primer Inggris -- Manchester United, Manchester City, Liverpool, Chelsea, Arsenal, dan Tottenham Hotspur -- adalah sebagian klub-klub top Eropa yang menggagas kompetisi ini. Namun, klub-klub dari Prancis dan Jerman dikabarkan menolak proyek ini.

Soal detail format masih belum dijelaskan secara detail. Namun menurut kabar yang beredar sebelumnya, Liga Super Eropa akan melibatkan 20 tim dalam sebuah format liga (kandang-tandang). Menariknya, 15 dari 20 tim tersebut adalah anggota permanen kompetisi ini dan imun terhadap degradasi. Adapun lima tim tersisa akan dirotasi tergantung performa.

Selain itu, ESPN mengabarkan, bank JP Morgan akan menanggung kompetisi ini dengan kucuran investasi sebesar $6 miliar (sekitar Rp87 triliun) agar Liga Super Eropa bisa berjalan.

Kecaman UEFA

Mengetahui kabar tersebut, UEFA langsung membuat pernyataan resmi yang menentang keras terciptanya Liga Super Eropa.

UEFA juga mengancam kepada klub-klub yang terlibat dalam Liga Super Eropa tidak diizinkan mengikuti kompetisi resmi di tingkat domestik, Eropa, dan Internasional. Para pemain yang berpartisipasi juga tidak diizinkan bermain untuk timnasnya.

"UEFA, Federasi Sepakbola Inggris (FA) dan Premier League, Federasi Sepakbola Spanyol (RFEF) dan La Liga, Federasi Sepakbola Italia (FIGC) dan Serie A, telah mengetahui bahwa terdapat klub-klub Inggris, Spanyol dan Italia berencana untuk menciptakan Liga Super Eropa yang eksklusif," demikian pernyataan resmi UEFA.
 
"Jika ini terjadi, kami ingin menegaskan kembali bahwa kami - UEFA, FA, RFEF, FIGC, Premier League, La Liga, Serie A, dan juga FIFA, dan semua anggota kami - akan bersatu untuk menghentikan proyek ini, yang didirikan atas dasar kepentingan pribadi beberapa klub di saat masyarakat membutuhkan solidaritas lebih dari sebelumnya.
 
"Kami akan mempertimbangkan semua langkah yang ada untuk mencegah hal ini terjadi. Sepakbola didasarkan pada kompetisi terbuka dan prestasi olahraga, tidak bisa dengan cara lain. Seperti yang diumumkan sebelumnya oleh FIFA, klub-klub yang berpartisipasi dalam proyek ini akan dilarang bermain di kompetisi tingkat domestik, Eropa atau dunia, sementara para pemain tidak diizinkan mewakili tim nasional mereka."
 
"Kami berterima kasih kepada klub-klub di negara lain, terutama dari Prancis dan Jerman, yang telah menolak untuk menyetujui proyek ini. Kami menyerukan kepada semua pencinta sepak bola, fans, dan politisi, untuk bergabung dengan kami dalam menolak proyek semacam ini. Kepentingan pribadi segelintir orang ini telah berlangsung terlalu lama. Cukup sudah.​​"

Di saat bersamaan, FA dan Premier League juga mengikuti jejak UEFA dengan mengeluarkan pernyataan resmi yang mengutuk wacana terciptanya Liga Super Eropa.

Liga Champions Format Baru

Mencuatnya Liga Super Eropa tentu saja menggangu persiapan UEFA yang pada awal pekan ini akan mendiskusikan lebih lanjut format baru Liga Champions.

Liga Champions format baru nantinya akan berisikan 36 tim, bertambah empat tim dari format biasa.  Dijuluki "Liga Champions model Swiss", format baru ini rencananya akan dimulai musim 2024/25, tapi detail format masih dalam tahap diskusi.

Perubahan terbesar dan terpenting dari Liga Champions adalah penghapusan babak grup. Alih-alih memainkan enam pertandingan melawan tiga lawan dalam satu grup, tiap tim peserta akan memainkan sepuluh pertandingan melawan lima tim dengan lawan ditentukan oleh sistem pemeringkatan klub.

Delapan tim dengan peringkat tertinggi dalam liga (posisi 1-8) akan maju secara otomatis ke babak 16 besar. Sementara 16 tim di bawahnya (posisi 9-24) akan bertarung dalam play-off untuk memperebutkan delapan tiket ke babak 16 besar. Selanjutnya, Liga Champions akan berjalan seperti biasa.

Iklan