LIPUTAN DONI AHMAD DARI MEDAN
Pelatih Persebaya Surabaya Djadjang Nurdjaman menegaskan, tim besutannya menjunjung sportivitas ketika digasak PSMS Medan dengan skor telak 4-0 di Stadion Teladan, Sabtu (1/12) malam WIB.
Djadjang mengatakan, meski pernah menangani PSMS di putaran pertama, sejak awal ia tidak akan membiarkan tuan rumah meraih hasil positif. Hanya saja, mereka gagal keluar dari tekanan Ayam Kinantan.
“Kami tidak menyangka kami sebanyak itu. Saya ingin menepis anggapan orang, pemain main dengan gentle. tidak ada memberi dan diberi. PSMS memang main bagus, sehingga kami tidak bisa keluar dari tekanan. Penampilan kami jauh di bawah performa tim. Betul-betul fair di lapangan,” tegas Djanur, sapaan Djadjang.
“Kami kalah start, dan mereka sudah memberikan tekanan lebih dulu, sehingga lini pertahanan kami, terutama sektor kanan kami dieksplore [Frets] Butuan. Saya kira itu yang menjadi titik lemah, karena banyak kesalahan di daerah itu.”
Terlepas dari itu, Djanur mengaku kecewa dengan sejumlah keputusan wasit yang dianggap merugikan tim besutannya. Beberapa kali bench Persebaya meradang melihat kinerja wasit.
Pertandingan Berikut
“Wasit yang memimpin pertandingan tidak sesuai harapan. Ada hal-hal yang cukup berat sebelah. Saya melihatnya seperti itu. Jadi wajar kalau kami ada protes tidak puas, karena ada beberapa keputusan yang merugikan kami,” cetus Djanur.
Hal senada diungkapkan Ruben Sanadi. Bek sayap ini mengakui penggawa Persebaya tampil di bawah performa. Ruben menegaskan, Persebaya akan bangkit di laga terakhir, karena tak ingin mengecewakan suporter.
“Kami di awal sangat buruk. Saya pribadi mengakui kami main di bawah rata-rata. Mohon maaf kepada suporter yang datang mendukung. Kami tidak menyalahkan satu sama lain dengan hasil ini. Kami selanjutnya fokus untuk laga kandang, dan memberikan yang terbaik untuk suporter,” pungkasnya. (gk-71)