Daishawn Redan - 'Little Phenomenon' Yang Ganggu Dominasi Cristiano Ronaldo

Nama Daishawn Redan sepertinya akan semakin menggaung dalam dunia sepakbola, setelah mencatatkan performa impresif sepanjang 2018 dengan mencuat sebagai pencetak gol terbanyak kompetisi resmi UEFA. Pemain berusia 17 tahun tersebut total membukukan 19 gol.

Ia membantu The Blues menembus final UEFA Youth League melalui gol pada babak 16 besar, perempat-final dan semi-final, dan juga mengantar Belanda meraih juara Euro U-17. Daishawn kemudian melanjutkan performa apiknya ketika membela Oranje di kualifikasi Euro U-19.

Keberhasilan tersebut, bagaimanapun juga, tidak boleh dipandang sebelah mata karena status topskor kompetisi resmi UEFA juga menjadi 'langganan' Cristiano Ronaldo yang meraihnya tiga kali dalam lima tahun terakhir, termasuk musim lalu berkat 19 gol Liga Champions dan delapan gol kualifikasi Euro. Namun, tahun ini, superstar Portugal tersebut harus rela menyerahkannya kepada pemain belia asal Belanda tersebut.

Kualitas pemain yang berposisi sebagai striker itu sudah sangat terlihat ketika menimba pengalaman di tim akademi Ajax, ia bahkan memikat banyak klub raksasa Eropa seperti Manchester United, Manchester City dan juga Chelsea yang akhirnya sukses menggaetnya.

GFX ID - Daishaw RedanGoal

Selama delapan tahun di Ajax, Daishawn terus memukau para pelatih sehingga sering mendapatkan 'promosi' kenaikan level usia, seperti memperkuat tim U-19 ketika baru berusia 16 tahun.

Begitu besarnya kualitas yang dimiliki, ia diprediksi menjadi bintang masa depan klub dan bahkan disebut sebagai 'little phenomenon'. Daishawn sangat mematikan di depan gawang, ia sangat tenang ketika mengontrol bola di kotak penalti sehingga tidak terlalu kesulitan menjebol gawang lawan.

Tidak hanya itu, ia juga memiliki kekuatan untuk bisa menahan bola dan menunggu rekan-rekannya menemukan posisi tepat, dan dikombinasikan dengan kecepatan miliknya, Daishawn bisa membuat bek-bek cukup kerepotan jika ia memutuskan untuk berlari menusuk daerah pertahanan lawan.

"Daishawn yang gila, dia benar-benar hidup untuk gol," ujar Brian Tevreden, pelatihnya saat ia mencetak 34 gol dalam satu musim pada usia 14 tahun.

"Striker sejati. Setiap membawa bola, dia ingin menciptakan sesuatu. Saya sudah bisa mengatakan dia adalah 'little phenomenon'."

Daishawn Redan Chelsea

Kendati demikian, tentu ia masih memiliki kelemahan sebagai pemain muda. Sisi emosionalnya menjadi kekurangan terbesar sang pemain sejauh ini.

Daishawn kerap mendapat kritik karena kurang sabar, dan mungkin itu menjadi salah satu alasan yang membuatnya memutuskan hengkang dari Ajax ke Chelsea. Ia sering terlihat frustrasi dengan akurasi umpan rekan-rekan setimnya di tim akademi Ajax, dan bahkan beberapa kali mendapatkan kartu merah karena bersitegang dengan pemain lawan.

Ia harus terus membenahi sisi itu agar bisa memenuhi potensinya di masa depan dan keputusannya menyebrang ke tim akademi Chelsea tampak tepat sejauh ini.

Pemain kelahiran 2001 tersebut mencetak 19 gol plus empat assist dalam 28 pertandingan di semua ajang musim lalu dan sudah berkontribusi sepuluh gol plus dua assist dalam 19 pertandingan semua ajang musim ini.

Dan yang tidak kalah penting, ia baru menerima tiga kartu kuning sepanjang dua musim bersama The Blues tersebut.

Footer Banner EPL
Iklan