Footer - Liga 1

CEO PSM Makassar: Jangan Dulu Ada Kongres Luar Biasa PSSI


LIPUTAN   MUHAMMAD SRAHLIN R     DARI   MAKASSAR    

Chief Executive Officer (CEO) PSM Makassar, Munafri Arifuddin, memberikan pendapatnya terkait pengunduran Edy Rahmayadi dari kursi ketua umum PSSI. Pengunduran diri tersebut disampaikan Edy saat membuka Kongres Tahunan PSSI di Hotel Sofitel, Nusa Dua, Bali, Minggu (20/1).

Dalam kesempatan itu, Edy juga langsung menyerahkan jabatannya untuk diteruskan Joko Driyono, yang sebelumnya menduduki kursi wakil ketua umum PSSI. Keputusan ini pun didukung Munafri, karena sudah berdasarkan Statuta PSSI. Dengan demikian, jika tidak ada Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI untuk memilih ketua umum baru, Joko bakal menjalankan amanah tersebut hingga masa kepengurusan saat ini berakhir pada 2020.

"Menurut saya ini adalah keputusan yang beliau (Edy Rahmayadi) ambil tepat, dengan segala macam risiko dan konsenkuensinya," ucap pria yang akrab disapa Appi itu.  

"Secara tidak langsung menurut statuta PSSI yang menggantikan ketua yang mundur atau halangan adalah wakil ketua dan anggota Exco. Dan kita klub tidak boleh mencari kesalahan, tapi memperkuat organisasi yang ada, sehingga ke depan organisasi ini (PSSI) bisa mewadahi seluruh anggotanya, bisa menjadi fasilitator dan bisa berjalan seperti cita-cita yang diharapkan," tambahnya. 

Di samping itu, Appi juga menyatakan tidak sepakat jika KLB PSSI diselenggarakan dalam waktu dekat. Apalagi pada 17 April nanti bakal diadakan pemilihan umum Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia.

"Kalau KLB sih enggak, biarkan hiruk pikuk pemilihan pesta Presiden dulu. Kalau saya pribadi jangan dulu KLB, biarkan pesta demokrasi dulu, nanti selesai itu baru dibicarakan," jelasnya.

Dia juga menyampaikan tiga permintaannya kepada PSSI yang dilakukan dalam Kongres di Bali. Pertama, meminta Komite Wasit PSSI segera diganti dan dibuat menjadi lembaga yang independen. Karena menurutnya, wasit yang selalu menjadi biang masalah di setiap pertandingan.

"Kedua, meminta ke PSSI setiap Komite Wasit, Komdis, dan Komisi Banding harus independen dan harus mampu memberikan putusan yang fair. Dan yang ketiga, meminta PSSI agar memperhatikan biaya tinggi penerbangan," pungkasnya.(gk-69)

Footer - Liga 1
Iklan