Netherlands coach Louis van Gaal (R)Getty

CATATAN Piala Dunia 2014: Formasi 5-3-2, Inovasi Baru Louis Van Gaal Bersama Belanda


GOALOLEH   AGUNG HARSYA     Ikuti @agungharsya di twitter


Kalau ada pemain yang secara individual berpengaruh serta berdampak besar terhadap tim di Piala Dunia 2014, pastilah dia Kevin Strootman.

Benar, ironisnya Strootman tidak ambil bagian di pesta sepakbola terbesar sejagat itu akibat cedera ligamen. Namun, kehilangan Strootman mendorong pelatih timnas Belanda Louis van Gaal memikirkan ulang pendekatan yang akan digunakannya dalam turnamen.

Artikel dilanjutkan di bawah ini

Saat ditunjuk menjadi pelatih timnas Belanda untuk periode kedua, Juli 2012 lalu, Van Gaal dengan lantang melontarkan filosofinya.

"KNVB memberi saya misi yang jelas, yaitu bermain dengan sepakbola mazhab Belanda dan dengan kualitas skuat yang dimiliki, itu mungkin saja diterapkan," tegas pelatih 62 tahun itu.

Ketika itu Belanda baru saja hancur lebur di Euro 2012. Berada satu grup dengan Denmark, Jerman, dan Portugal, Belanda tak mampu memetik poin dan tersingkir setelah hanya mencetak dua gol. Padahal, dua tahun sebelumnya Belanda, dengan pendekatan resultaat voetbal ala Bert van Marwijk, sukses mencapai final Piala Dunia Afrika Selatan.

Laga debut Van Gaal ditandai dengan kekalahan 4-2 dari Belgia, tetapi publik bisa melihat gaya ofensif khas Belanda yang selama ini dikenal dunia. Oranje kemudian menjalani kualifikasi Piala Dunia tanpa kekalahan. Malah nyaris dengan rekor sempurna.

Tak puas dengan hanya berlaga di kualifikasi Piala Dunia, Van Gaal menerapkan program uji coba menghadapi lawan-lawan kompetitif - kecuali dua kali bertanding dalam lawatan tur Asia tahun lalu. Di laga uji coba internasional ini, Belanda tak pernah meraih kemenangan saat berhadapan dengan lawan seperti Jerman, Italia, Portugal, dan Prancis.

Pukulan telak dialami Van Gaal Maret lalu ketika Strootman cedera ligamen pada pertandingan Serie A Italia - beberapa hari saja setelah sang pemain ditarik keluar di babak pertama laga melawan Prancis. Strootman divonis harus menjalani proses pemulihan yang panjang dan mengucapkan selamat tinggal pada Piala Dunia.

Selain Robin van Persie dan Arjen Robben, Strootman termasuk dalam tiga pemain yang sudah dijamin posisinya di skuat Piala Dunia oleh Van Gaal. Kehilangan Strootman merupakan kehilangan mata rantai berharga dalam organisasi permainan Belanda.

"Ini pukulan buat timnas Belanda, Kevin punya kontribusi besar selama kualifikasi Piala Dunia. Kami selalu mengandalkannya," ujar Van Gaal.

Begitu besarnya kehilangan Strootman sehingga mendorong Van Gaal berpikir ulang tentang pendekatan taktik 4-3-3 yang semula hendak diusung di Piala Dunia. Kehilangan Strootman berarti kehilangan seorang gelandang modern yang mampu menjembatani lini belakang dan depan tim. Apalagi, Strootman juga dikenal piawai membaca permainan dan punya kapasitas memimpin.

Meski filosofi dan kolektivitas adalah kredo utama, Van Gaal tidak alergi mengutak-atik formasi tim. Di Barcelona, Van Gaal pernah menggunakan sistem 3-3-3-1 dan Bayern Munich berjaya melaju ke final Liga Champions 2009/10 dengan formasi 4-2-3-1. Kali ini, Van Gaal menyiapkan formasi utama 5-3-2 untuk Belanda di Piala Dunia.

Improvisasi ini didapat Van Gaal dari keberhasilan Feyenoord Rotterdam menerapkan formasi serupa dalam delapan pertandingan terakhir mereka di Eredivisie - tanpa terkalahkan. Tak tanggung-tanggung, lini belakang Oranje pun didominasi para pemain Feyenoord, termasuk pemain debutan Terence Kongolo.

Hasil tiga laga uji coba jelang Piala Dunia memang masih bertolak belakang dengan keinginan Van Gaal mengedepankan filosofi sepakbola menyerang. Belanda bermain imbang 1-1 melawan Ekuador, mengatasi Ghana 1-0, dan mengalahkan Wales 2-0.

Formasi 5-3-2 yang dipasang Van Gaal sebenarnya merupakan sistem yang cair dan mengakomodasi para pemain yang memiliki kemampuan serba bisa bermain di banyak posisi. Menghadapi Ghana, Belanda justru seperti tampil dengan sistem 3-4-1-2. Bahkan, pada laga uji coba terakhir melawan Wales, Van Gaal bahkan menerapkan formasi 4-4-2 berlian.

Uji coba memang bukan parameter utama mengukur penampilan tim di Piala Dunia nanti. Banyak tim menggunakan kesempatan itu untuk menguji formula, bereksperimen dengan materi pemain yang dimiliki, dan mengadaptasi sistem. Namun, tak pelak mulai muncul kekhawatiran Belanda bakal "habis" di Piala Dunia nanti karena tampil pas-pasan saat uji coba.

"Apa yang lebih penting? Sepakbola indah atau hasil? Apakah Anda melihat hasil uji coba tim-tim lain? Banyak tim top yang meraih hasil tidak positif. Kami tidak sejelek yang dianggap pengamat," kilah Van Gaal yang memang dikenal pragmatis.

Mulai terdengar seperti Van Marwijk, bukan? Pada titik seperti ini, Van Gaal seperti mengabaikan janji mengedepankan "sepakbola mazhab Belanda" yang pernah dia usung. Atau barangkali Van Gaal hendak menjadi benteng agar atmosfir tim tetap rileks dan tenang.

"Kami tidak berangkat ke Brasil hanya untuk berpartisipasi, kami ingin tampil baik di sana. Dan saya punya firasat bagus soal ini," cetusnya.

Van Gaal dan skuat Oranje memang tak perlu lagi diingatkan tantangan yang menghadang mereka di Brasil nanti. Satu grup dengan Spanyol, Australia, dan Cili, Belanda bisa saja langsung tersingkir di fase grup. Laga melawan Spanyol merupakan ulangan final Piala Dunia Afrika Selatan dan semua orang menantikannya. Melawan Australia, Belanda tak pernah menang sepanjang sejarah pertemuan. Pertandingan terakhir melawan kuda hitam Cili dapat menjadi laga penentu kedua tim untuk melaju ke babak selanjutnya.

Masih ada waktu sepekan bagi Van Gaal untuk merangsang performa top para pemainnya. Formasi 5-3-2, atau apa pun improvisasi Van Gaal lainnya kelak, akan menjalani ujian yang sesungguhnya di Piala Dunia. Tidak ada yang menjagokan Belanda menjuarai Piala Dunia sehingga seharusnya ini dapat melepaskan tim dari beban harus membuktikan sesuatu.

Belanda bertolak dari Schipol menuju Rio de Janeiro, markas mereka selama turnamen, Kamis (5/6) petang kemarin, dengan dilepas dukungan serta animo fans yang masih begitu besar.

"Ini seperti mimpi," ujar Jasper Cillessen, kiper muda Ajax Amsterdam yang tampaknya bakal mengemban tugas sebagai penjaga gawang utama Oranje pada partisipasi pertamanya di Piala Dunia.

"Saya mulai terbiasa dengan semua perhatian publik, tapi rasanya sangat indah. Bagi saya, Piala Dunia dimulai hari ini."


 

Iklan