Alex, mantan bek Chelsea, membenarkan adanya 'racun' di internal klub, salah satu sebab utama seringnya manajemen The Blues bergonta-ganti pelatih.
Chelsea dikenal mudah dalam memecat pelatih mereka sejak era Roman Abramovich. Tak terhitung sudah berapa manajer silih berganti menduduki kursi panas di Stamford Bridge. Teraktual, isu hangatnya adalah adanya wacana pemecatan Maurizio Sarri.
Pelatih asal Italia ini dianggap gagal memenuhi ekspektasi para petinggi klub. Rencana pemecatan pun mulai digulirkan klub dengan agendanya Gianfranco Zola, sang asisten juru taktik, akan ditunjuk sebagai manajer interim.
Alex melihat, pemecatan pelatih yang kerap kali terjadi di Chelsea bukan semata disebabkan gagalnya pelatih itu sendiri dalam membangun karier di sana, tetapi lebih kepada egoisme para pemain.
Mentan bek Paris Saint-Germain dan AC Milan itu tak segan mengakui para pemain Chelsea ibarat 'racun' di ruang ganti tim.
Pertandingan Berikut
"Selama saya di sana, ya," jawab Alex secara eksklusif kepada Goal, saat ditanya apakah para pemain Chelsea ibarat 'racun' bagi para pelatih yang pernah menjabat di sana.
"Saya tidak berbicara masa sekarang, sebab saya tidak lagi berada di sana. Namun, saya bicara saat saya berkarier di sana. Saya melihat ada banyak kebingungan dengan masalah satu ini, terutama ketika manajer tidak menyukai sejumlah pemain."
"Ada banyak pemain yang berharap segala sesuatunya tidak berakhir baik bagi manajer dan dia [para pelatih yang pernah menangani Chelsea] akhirnya angkat kaki."
"Saya kira ini terjadi di banyak klub. Saya kira wajar terjadi dalam sepakbola. Saya tak melihat ada perbedaan. Misalnya yang sangat terkenal di Chelsea, kala bersama [Luiz Felipe] Scolari. Orang-orang berkata Drogba bersatu dengan Abramovich [soal pemecatan Scolari]."
"Saya tak melihat perbedaan. Pemain ini [Drogba] benar-benar berharap bahwa seorang manajer bisa dengan mudah dipecat," pungkas Alex.
