Rekapitulasi - Serie A ItaliaGoal

REKAPITULASI Serie A Italia 2016/17


OLEH    TEGAR PARAMARTHA     Ikuti di twitter

Serie A Italia kembali menutup tirai kompetisi mereka yang megah setelah setahun berjalan. Banyak drama dan duel pemain-pemain kaliber dunia telah banyak menghibur para pecinta sepakbola di seluruh dunia. Goal  menyajikan rekapitulasi kompetisi tahun ini untuk Anda:

Rekapitulasi - Serie A ItaliaGoal
JUARA

Juventus masih terlalu kuat untuk disaingi di kompetisi Serie A Italia. Si Nyonya Tua menciptakan sejarah dengan meraih gelar Scudetto untuk ke-enam kali secara beruntun, melewati catatan Internazionale yang sebelumnya menyabet gelar selama lima tahun (2006-2010).

Transfer Gonzalo Higuain dari Napoli dan Miralem Pjanic dari AS Roma menjadi salah satu kunci kesuksesan Bianconeri. Keduanya merupakan rival terberat di musim ini, namun akhirnya harus merelakan trofi melayang karena kekuatan mereka tereduksi dengan kepergian para bintang.

Langkah Juventus di kasta tertinggi sepakbola Italia, nyaris tak mendapat gangguan berarti, selain kekalahan pada pertandingan Derby d'Italia di awal musim. selanjutnya, langkah Juve begitu mulus hingga menyegel posisi puncak satu pekan sebelum kompetisi berakhir.

Skuat besutan Max Allegri bahkan mencetak rekor lain sebagai tim pertama yang mampu meraih double winners domestik (Scudetto + Coppa Italia) selama tiga tahun beruntun, setelah tahun ini menumbangkan Lazio dengan skor 2-0 di partai final.

Artikel dilanjutkan di bawah ini
LIGA CHAMPIONS

Persaingan untuk tiket Liga Champions diyakini sangat panas, dengan Inter Milan dan AC Milan berusaha memperbaiki pamor mereka. Namun, pada akhirnya, AS Roma dan Napoli mampu menjaga konsistensi permainan sepanjang musim untuk mendampingi Juventus.

Giallorossi yang menempati posisi runner-up berhak langsung melaju ke fase grup, sementara Partenopei masih harus melewati babak play-off sebelum terjun ke babak utama.
LIGA EUROPA

AC Milan sukses menyelamatkan muka dengan meraih posisi terakhir untuk menembus babak play-off Liga Europa, sementara Inter yang satu tangga di bawah mereka harus rela gagal mentas di Eropa musim depan.

Atalanta menjadi kuda hitam terbaik tahun ini setelah berhasil mengejutkan klub-klub raksasa dengan mengunci posisi empat besar, yang membuat mereka langsung menembus babak utama Liga Europa, bersama Lazio yang mengakhiri kompetisi pada posisi lima.
 
DEGRADASI

Empoli, Palermo dan Pescara harus menerima pil pahit dengan turun kasta ke Serie B Italia musim depan. Nama pertama menjadi yang paling naas karena harus mendapat kabar tragis tersebut usai pertandingan pamungkas Serie A.

Sebelum laga terakhir, Empoli masih unggul satu angka atas Crotone yang berada di posisi terakhir zona merah. Azzurri bertandang ke markas Palermo yang sudah dipastikan degradasi, sementara Pitagorici harus menjamu Lazio yang duduk di lima besar, di atas kertas kans Empoli untuk bertahan sangat terbuka.

Namun, Crotone tampil impresif, mereka menggilas Lazio dengan skor 3-1 di Stadio Ezio Scida, sementara Empoli tumbang dengan skor 2-1, sehingga mereka harus tergusur ke zona degradasi.
 
PROMOSI

Klub promosi untuk musim depan tampak sangat menarik. Hanya nama Hellas Verona sudah cukup sering menghiasi, sementara dua peserta lain sangat jarang terdengar.

Pertama adalah SPAL, yang mencuat sebagai juara kasta kedua. Untuk pertama kali dalam 49 tahun terakhir, skuat asuhan Leonardo Semplici itu akan bersaing dengan klub-klub raksasa Negeri Pizza. Kemudian, nama Benevento lebih asing lagi setelah musim depan akan menjadi yang pertama kali dalam sejarah klub tersebut merasakan atmosfer kasta tertinggi.

Benevento melaju berkat kemenangan di babak play-off, menyingkirkan Perugia di semi-final sebelum mengalahkan Carpi di partai penentu.
 
TOP SKOR
Edin Dzeko RomaGetty Images

Titel Capocanieri musim 2016/17 disabet oleh Edin Dzeko. Setelah musim debut yang mengecewakan bersama AS Roma, penyerang Bosnia itu membuktikan kualitas ketajamannya dengan sukses memuncaki daftar top skor mengungguli striker-striker bertalenta lain.

Total 29 gol ia lesakkan ke gawang lawan untuk memuluskan jalan Giallorossi ke posisi runner-up tahun ini. Dzeko hanya unggul tipis atas Dries Mertens (Napoli) yang membukukan 28 gol, sementara striker berbakat asal Italia, Andrea Belotti hanya mengumpulkan 26 gol.

Musim 16/17 juga menjadi lebih spesial bagi Dzeko karena ia memecahkan rekor klub, dengan menjadi pemain Roma pertama yang mampu mencapai 33 gol di semua ajang dalam satu musim - melewati rekor 32 gol oleh Rodolfo Volk dan juga Francesco Totti. Pemain berusia 31 tahun itu bahkan meninggikan bar rekornya dengan membukukan total 39 gol di akhir musim.

 
Iklan