Choirul Huda - Persela LamonganRoni Putra/Semen Padang

Kesaksian Dokter Saat Menolong Choirul Huda


OLEH   MUHAMMAD RIDWAN

Kepala unit Instalasi Gawat Darurat RSUD dr Soegiri Lamongan, dr Yudistiro Andri Nugroho menyebutkan pihaknya sudah berusaha keras menolong kiper Persela Lamongan Choirul Huda. Namun, nasib berkata lain sehingga Huda meninggal dunia.

Pesepakbola berusia 38 tahun itu terkapar dan tak sadarkan diri saat membela timnya melawan Semen Padang di injury time babak pertama. Huda berbenturan dengan rekan setimnya Ramon Rodrigues saat ingin menghalau bola.  

Meski sudah mendapatkan perawatan dari medis di lapangan, Huda tetap tidak sadarkan diri. Akibatnya, ia dibawa ke rumah sakit terdekat dan mengembuskan nafasnya tak lama setelah sampai di sana.

Artikel dilanjutkan di bawah ini

"Di ambulans juga ditangani secara medis untuk bantuan napas maupun untuk penanganan henti jantung. Sesampainya di UGD segera ditangani. Kita lakukan pemasangan alat bantu napas yang sifatnya permanen. Kita lakukan inkubasi dengan memasang alat semacam pipa napas. Itu yang menjamin oksigen bisa 100 persen masuk ke paru-paru," kata Yudistiro. 

Yudistiro melanjutkan setelah mendapatkan penanganan tersebut kondisi Huda sempat membaik. Akan tetapi, itu tidak berlangsung lama sehingga dilakukan pompa jantung dan otak selama satu jam yang tak ada respon sama sekali. 

"Tidak ada reflek tanda-tanda kehidupan normal. Kemudian kita menyatakan meninggal pada pukul 16.45. Kita sudah mati-matian untuk mengembalikan fungsi vital tubuh Choirul Huda," ujarnya.

"Sesuai analisa awal benturan ada di dada dan rahang bawah. Ada kemungkinan trauma dada, trauma kepala dan trauma leher. Di dalam tulang leher itu ada sumsum tulang yang menghubungkan batang otak. Di batang otak itu ada pusat-pusat semua organ vital, pusat denyut jantung dan napas." 

"Mungkin itu yang menyebabkan Choirul Huda henti jantung dan henti napas. Itu analisa awal kami, karena tim kami enggak sempat melakukan scaning, karena mas Huda tidak layak transport dengan kondisi kritis seperti itu. Kita tidak bisa mengkondisikan untuk dibawa ke Radiologi. Kita lebih menangani kondisi awal," imbuhnya.

Iklan