Anggota Asprov PSSI DKI Jakarta Sampaikan Mosi Tak Percaya ke kantor PSSI PusatIstimewa

Jelang Kongres, Anggota Beberkan Kebobrokan Asprov PSSI DKI Jakarta


OLEH   MUHAMAD RAIS ADNAN

Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI DKI Jakarta mulai bergejolak jelang Kongres Pemilihan ketua umum yang rencananya bakal digelar, 11 November 2017. Menyusul, beberapa anggota mereka mengeluarkan mosi tidak percaya terhadap Kepengurusan Asprov PSSI DKI saat ini, yang diserahkan kepada PSSI Pusat di Jakarta, hari ini.

Mereka kecewa dengan jadwal Kongres Pemilihan yang sudah diundur beberapa kali. Pertama, ditetapkan kongres itu bakal digelar pada 7 Oktober 2017. Namun diundur menjadi 18 Oktober 2017, hingga akhirnya kembali diubah menjadi 11 November mendatang berdasarkan surat dari PSSI Pusat bernomor 3036/PGD/224/X-2017 per tanggal 10 Oktober 2017.

Selain itu, para anggota tersebut juga membeberkan kebobrokan yang terjadi di dalam organisasi tersebut. "Kebobrokan Asprov PSSI DKI ini sudah jauh terlihat saat Gusti Randa didapuk menjadi nakhoda, tidak ada kegiatan. Paling parah saat 2015 tidak mengikuti ajang Piala Soeratin. Gusti Randa kemudian mengundurkan diri sebagai ketua Asprov dan mendapuk Vivien Sungkono sebagai Plt (Pelaksana tugas)," beber Rinci Gustiawan, perwakilan dari klub Bina Mutiara.

Artikel dilanjutkan di bawah ini

Erwin Mahyudin selaku perwakilan dari klub Pemuda Jaya menambahkan, di bawah kepemimpinan Vivien, terjadi perubahan komposisi Komite Eksekutif (exco) tanpa melalui kongres. "Semua dilakukan semaunya tanpa mekanisme organisasi. Benny Erwin yang sebelumnya exco berubah menjadi sekjen, bertukar posisi dengan Muklas Rowie yang sebelumnya sekjen. Kemudian, Daeng Rizal Hafidz naik pangkat, dari anggota exco menjadi wakil ketua," tutur Erwin.

"Inilah kebobrokan organisasi Asprov DKI, yang seenak-enaknya melanggar statutanya sendiri. Bahkan banyak anggota yang tidak memiliki statuta karena tidak diberikan oleh Asprov," tegas Erwin.

Hal miris lainnya diungkapkan Widi Pratama yang merupakan perwakilan dari Askot PSSI Kepulauan Seribu. Widi mengungkapkan, bahwa Asprov PSSI DKI saat ini tak memiliki kantor sekretariat tetap.

"Maka itu, kami serahkan mosi tidak percaya ini kepada PSSI Pusat sebagai induk organisasi. Sungguh memalukan Asprov ibu kota tidak punya sekretariat. Ini adalah Kepengurusan Asprov paling parah dalam 16 tahun terakhir," kecam Widi.
 

Berikut poin-poin mosi tidak percaya dari Askot dan klub anggota Asprov PSSI DKI Jakarta 2017:

1. Kami Asosiasi Kota dan klub anggota meminta kepada Asprov PSSI DKI Jakarta segera menyelenggarakan kongres selambat-lambatnya tanggal 18 oktober 2017.

2. Kami Asosiasi Kota dan klub anggota meminta agar PSSI Pusat mengambil alih pelaksanaan Kongres Asprov PSSI DKI Jakarta. Dikarenakan pengurus Asprov sudah tidak kredibel dan tidak profesional dalam menjalankan organisasi. Terutama pelaksanaan kongres yang sudah dijadwalkan pada 7 oktober 2017, mundur 18 oktober 2017 dan mundur lagi.

3. Kami Asosiasi Kota dan klub anggota menolak kehadiran Gusti Randa dalam pelaksanaan Kongres Asprov PSSI DKI Jakarta karena sudah tidak memiliki legitimasi di mata anggota dengan mengundurkan diri sepihak sebagai ketua Asprov PSSI DKI Jakarta.

4. Kami Asosiasi Kota dan klub anggota dengan ini memberikan mosi tidak percaya terhadap Komite Eksekutif PSSI DKI Jakarta di bawah kepemimpinan Plt. Vivien Sungkono.

Iklan