Barcelona H&S GFX ID

Momen Pembalasan Dendam Barcelona Pada Chelsea


OLEH    AHMAD REZA HIKMATYAR       Ikuti @rezahikmatyar di twitter

"Lebih menyakitkan mana, kekalahan melawan Inter Milan atau Chelsea? Tentu saja Chelsea! Mereka nyaris serupa, tapi Chelsea tidak melakukan apapun melawan kami. Mereka menjuarai Liga Champions tanpa bermain sepakbola," demikian pernyataan tersohor Xavi Hernandez, usa kekalahan Barcelona di semi-final Liga Champions 2011/12.

Kala itu Chelsea memang berhasil menyingkirkan Barca lewat skor agregat 3-2. Namun The Blues menggunakan taktik yang sangat dibenci Barca, yang sering dijuluki "parkir bus". Terutama pada leg kedua di Camp Nou, di mana mereka menahan Blaugrana 2-2 dengan kesemua gol berasal dari skema serangan balik usai bertahan dengan 11 pemain!

Sejak memasuki era milenium, Chelsea memang jadi momok tersendiri buat Barca. Dilansir laman resmi UEFA, sudah 12 kali keduanya saling bentrok di Liga Champions dengan tim asal London tersebut unggul lewat empat kemenangan dan tiga kali kalah.

Artikel dilanjutkan di bawah ini

Lima tahun berselang setelah malam menyakitkan di Camp Nou, Barcelona akhirnya miliki momen untuk lakukan pembalasan dendam pada Chelsea. Senin (11/12), UEFA mengundi Los Cules untuk bertemu The Roman Emperor di babak 16 besar Liga Champions.

Tak heran jika hasil undian ini disambut dengan sangat antusias oleh kubu Barca. Hal itu tergambar dari pernyataan direktur hubungan kelembagaan klub, Guillermo Amor, yang percaya Lionel Messi cs bisa lakukan pembalasan dendam.

"Kami sadar jika peluang kami untuk bertemu Chelsea besar dan itulah yang kemudian terjadi, dan kami menerimanya. Jika Anda ingin memenangkan sesuatu, Anda wajib mengalahkan semua lawan. Laga menghadapi Chelsea akan jadi babak gugur yang hebat. Kami akan maju dengan optimisme tinggi, keyakinan, dan hasrat yang besar untuk lolos," ujarnya, seperti dilansir laman resmi UEFA.

Barcelona H&S GFX ID

Chelsea 2012 dan Chelsea saati ini di musim 2017/18 sejatinya tak jauh berbeda. Sudah banyak perubahan terjadi memang, tapi gaya permainan mereka tetap pragmatis.

Apalagi ditambah fakta bahwa Chelsea tetap ditangani oleh manajer asal Italia. Setelah Roberto Di Matteo lima tahun lalu, kini giliran Antonio Conte yang memimpin tim. Keduanya sangat Italia dengan menerapkan filosofi Cattenacci   yang menitikberatkan permainan pada sektor pertahanan.

Dengan Barca yang juga masih mengagungkan filosofi tiki-taka, duel ini tampak berjalan tak jauh berbeda dari lima tahun lalu. Namun tentu saja, dengan performa terkini dan dengan rasa sakit hati yang masih menggumpal, Azulgrana kali ini ingin tersenyum puas di akhir pertemuan nanti.

Iklan