Sungguh berat langkah Kroasia untuk menulis histori menembus final Piala Duna 2018, final pertama mereka sepanjang sejarah.
Ditilik dari segi fisik, perjalanan skuat Vatreni yang diarsiteki Zlatko Dalic amat menguras stamina. Bayangkan, tidak pernah tidak, Kroasia harus selalu melakoni permainan selama 120 menit dalam tiga pertandingan fase knock-out di Rusia!
Meski memuncaki Grup D dengan rekor sempurna, termasuk kemenangan telak 3-0 atas Argentina, Kroasia ternyata mesti menempuh jalur terjal di babak gugur.
Luka Modric dkk. menghadapi pertarungan sengit kontra Denmark di 16 besar. Selama dua jam kedua tim imbang dalam skor ketat 1-1, sebelum Kroasia akhirnya lolos berkat kemenangan adu penalti.
Di perempat-final kembali Kroasia membutuhkan kegigihan untuk membungkam tuan rumah Rusia. Sama kuat 1-1 dalam 90 menit, sundulan Domagoj Vida sempat membawa Kroasia unggul 2-1 pada perpanjangan waktu sebelum Rusia memaksa laga diteruskan hingga adu penalti lewat torehan penyeimbang Mario Fernandes.
Kroasia sekali lagi memperlihatkan daya tahan ekstra saat menaklukkan Inggris pada partai semi-final di Luzhniki Stadium, Moskwa, Rabu (11/7) malam.
Tertinggal di babak pertama akibat eksekusi tendangan bebas maut Kieran Trippier, kaki-kaki lelah pemain Kroasia sempat kelihatan akan menimbulkan dampak negatif.
Namun, siapa sangka tenaga laskar pimpinan Dalic justru tampak tumbuh lagi pada pertengahan pertandingan. Kroasia membalas lewat sontekan Ivan Perisic (68'), sebelum akhirnya merebut kemenangan 2-1 dalam extra time berkat tendangan Mario Mandzukic.
Untuk pertama kalinya, Kroasia masuk final Piala Dunia, melampaui partisipasi debut mereka kala mencapai semi-final dua dekade silam.
Statistik pun menggoreskan nama Kroasia sebagai negara pertama yang mampu lolos melewati tiga pertandingan fase gugur turnamen Piala Dunia melalui perpanjangan waktu.
Andai laga final melawan Prancis, Ahad (15/7) mendatang, kembali harus dituntaskan 120 menit, jangan dulu coret peluang Kroasia. Daya tahan Vatreni telah teruji.
Goal
